LAPORAN HASIL WAWANCARA
MONITORING
EVEN OLAH RAGA RESMI
Disusun guna memenuhi tugas Mata Pelajaran Penjasorkes
LOGO SMA N 1 REMBANG |
XI MIA 3
1. Alfiah Novianti (02)
2.
Khaolil
Mudlaafar (16)
3.
Nurul
Aeni (20)
4.
Widyowati (28)
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN REMBANG
SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 REMBANG
REMBANG
2015
LAPORAN WAWANCARA PENCAK SILAT
A.
Latar Belakang
Di masa modern seperti sekarang ini, banyak kita jumpai
cabang-cabang dari olah raga, salah satunya adalah pencak silat. Namun saat ini
seni bela diri olahraga pencak silat tidak begitu banyak peminatnya termasuk
anak muda, karena banyak anak-anak muda yang lebih memilih olah raga lain yang
dianggap lebih modern. Selain itu, banyak yang menganggap untuk mempelajari
pencak silat cukup rumit dan banyak rintangannya. Hal inilah yang membuat anak-anak
muda saat ini kurang begitu tertarik pada pencak silat.
Padahal pencak silat juga termasuk sebagai salah satu dari kekayaan
budaya bangsa Indonesia, terutama dalam bidang bela diri. budaya ini akan
menjadi luntur apabila tidak ada generasi penerus yang melestarikannya. Apalagi
ditambah dengan sudah banyaknya seni bela diri dari negara lain yang masuk di
Indonesia, seperti karate, taekwondo, kung fu, wushu, dan sebagainya.
Melihat lagi dengan keadaan saat ini dimana perlindungan diri
sangat diperlukan agar bisa menjagaga keselamatan diri dari kejahatan-kejahatan
yang selalu mengintai. Perlindungan diri tersebut bisa diraih apabila kita bisa
menguasai teknik-teknik bela diri dengan benar. Dengan alasan itu menjadikan
posisi pencak silat menjadi sangat penting dalam kehidupan. Apalagi pencak
silat juga bisa melatih kepribadian dan kemandirian agar menjadi orang yang
lebih baik.
Dengan berbagai alasan yang telah dikemukakan tersebut, kami berusaha
ikut melestarikan pencak silat dengan cara monitoring even olah raga resmi
dengan memilih untuk mengangkat cabang olah raga pencak silat. Dalam monitoring
ini kami melakukan wawancara dengan salah satu atlet dari pencak silat yang
memiliki pengalaman luas tentang silat.
B.
Tujuan
Dalam melakukan wawancara ini, kami mengharapkan: (1) Bisa menambah
wawasan tentang olah raga pencak silat; (2) Mendapatkan informasi dari
narasumber secara langsung tentang pencak silat; (3) Melatih mental dan
kemampuan berbicara dengan orang lain.
C.
Landasan Teori
1.
Monitoring
Monitoring (bahasa Indonesia: pemantauan) adalah pemantauan yang
dapat dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin
diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat
pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau
menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan
kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari
waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk
memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau
kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis
antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
2.
Pencak Silat
Pencak Silat atau Silat (berkelahi
dengan menggunakan teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang
berakar dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal
di Indonesia, Malaysia, Brunei dan Singapura tapi bisa pula ditemukan
dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu,
seperti di Filipina Selatan dan Thailand Selatan. Berkat
peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga telah
memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat di
Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi
federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan oleh
Pemerintah pada tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pulalah dilakukan
pengukuhan istilah bagi seni pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama
"Pencak Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua
daerah di Indonesia menggunakan istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di Jawa
lazimnya digunakan nama Pencak sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat.
Sedang kata pencak sendiri dapat mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata
silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak
dasar bela diri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar,
latihan dan pertunjukan. Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang
sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri
atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau
bencana. Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni,
bela diri dan kebatinan. Definisi pencak silat selengkapnya yang pernah dibuat
PB. IPSI bersama BAKIN tahun 1975 adalah sebagai berikut :
Pencak Silat adalah hasil budaya manusia
Indonesia untuk membela/mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan
integritasnya (manunggalnya) terhadap lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk
mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan
nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat
dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku
Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah pesisir pulau
Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa,
Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat
tradisional mereka sendiri.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat
pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. Ini ada benarnya,
bahkan bisa jadi sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena
memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka
yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai
kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab,
Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan
beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat
itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.
Pencak silat merupakan salah satu olahraga nasional dari Indonesia
yang setiap 4 tahun diadakan pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam
pekan olahraga nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games
sejak tahun 1987.
Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga bela diri yang memiliki konsentrasi tinggi. Biasanya setiap
daerah di Indonesia memiliki aliran pencak silat yang khas. Dalam
perkembangannya kini istilah pencak lebih mengedepankan unsur seni dan
penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat adalah inti bela diri dalam
pertarungan.
D.
Narasumber
Dalam melakukan
monitoring ini, kami memilih narasumber yang merupakan atlet silat
Nama lengkap : Setyo Wati
Nama panggilan : Tya
Nama orang tua
- Ayah :
Bapak Syuman
- Ibu : Ibu Sumiati
Tempat/tanggal lahir : Rembang,
26 April 1998
Alamat :
Desa Pakis RT 03/RW 01, Kecamatan Sale, Kabupaten Rembang
Cita-cita :
Tentara
Prestasi :
- Juara III Pencak Silat kategori Seni 2014
- Juara III POPDA Silat 2014
- Juara III POPDA Silat 2015
- Juara II
Cerita Rakyat Kab. Rembang 2015
- Juara
II Sinopsis 2015
Motto hidup : “Jangan
merasa rendah dari lawanmu”
Riwayat pendidikan : - TK
Pertiwi pakis
- SDN Pakis
- SMP N 4 Sale
- SMA N 1 Sale
E.
Topik Wawancara
Topik yang kami ambil dalam melakukan wawancara ini adalah “Pencak
Silat”.
F.
Waktu dan Tempat Wawancara
Dalam melakukan wawancara ini, kami melaksakannya pada
hari/tanggal : Minggu, 3
Mei 2015
pukul : 10.00
WIB s/d selesai
tempat : Desa Pakis, Kec. Sale Kab. Rembang
G.
Laporan Hasil Wawancara
Dari hasil wawancara Setyo Wati sebagai atlet pencak silat di desa
Pakis Kec. Rembang, maka kami memperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
Setyo Wati lahir pada tanggal 26 April 1998, sehingga sekarang ia
berumur 17 tahun. Ia merupakan salah satu siswi dari SMA Negeri 1 SALE. Setyo Wati lebih sering dipanggil
dengan sapaan Tya dan dia merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Ia terlahir
sebagai anak kembar, kembarannya bernama Widyo Wati. Ayahnya bernama Bapak
Syuman sedangkan ibunya bernama Ibu Sumiati.
Tya merupakan anak yang ceria dan pandai bergaul dengan siapa saja.
Selain itu, dia juga pandai dalam hal akademik. Tya selalu berbakti kepada
kedua orang tuanya karena menurutnya orang tuanya adalah segalanya. Ia tipe
orang yang selalu memikirkan masa depan. Oleh karena itu, ia selalu aktif dalam
segala hal yang dapat menuntunnya ke masa depan yang ia inginkan.
Salah satu kegiatan yang ia sukai adalah pencak silat. Menurutnya dengan
mengikuti pencak silat dapat melindungi dirinya dari berbagai hal dan melatih
kemandirian.
Tya mulai tertarik dengan silat sejak masih duduk di bangku SD, ia
berandai-andai jika ia mengikuti pencak silat maka anak laki-laki yang suka
iseng dapat ia hajar agar kapok dan tidak berani ngisengin dia lagi. Tujuannya
mengikuti silat selain untuk melindungi diri adalah untuk kerohanian juga agar
memiliki fisik dan mental yang kuat, karena pelatihan untuk silat itu tidak
mudah serta memerlukan tenaga yang besar.
Dari beberapa cabang olah raga bela diri dia memilih pencak silat karena di sekolahnya cabang olah raga
bela diri hanya ada pencak silat saja dengan aliran setia hati teratai. Dia
ikut dalam dunia silat itu karena keinginannya sendiri, bukan karena diajak
orang lain atau paksaan dari siapapun, murni dari minat sendiri. Dan juga
termotivasi oleh kedua orang tuanya, terutama ayah. Orang-orang terdekatnya
juga mendukung pilihan Tya terutama ayah, ia adalah orang terdepan yang sangat
mendorong dan mensupport Tya agar bisa ikut pencak silat. Tya sangat mengagumi
ayahnya karena beliau pandai silat dan hal lainnya yang dapat digunakan untuk
melindungi diri.
Tya berlatih pencak silat di SMA N 1 Sale dengan pelatihnya yang
bernama mas Suraji (sebagai pelatih utama) dan masih banyak pelatih yang lain.
Latihannya tidak hanya di SMA N 1 Sale saja tetapi juga di luar sekolah. Di
sekolah ia hanya dapat latihan dua kali dalam seminggu. Dan di luar sekolah ia
berlatih pada malam hari, malam rabu dan malam minggu sekitar jam delapan malam
sampai jam dua pagi. Tingkatan pencak silat sendiri di mulai dari siswa,
cappol, polos, sabuk njambon (pink), sabuk hijau, sabuk putih kecil, warga. Sekarang
Tya sudah menyandang tingkatan warga, yang merupakan tingkatan paling tinggi
daalam pencak silat.
Ketika masih siswa Tya dapat latihan setiap hari dalam seminggu. Kalau
dalam pencak silat sabuk warga merupakan simbolis yang paling berharga karena
butuh proses yang sangat panjang untuk memperolehnya. Untuk menjadi warga butuh
mental yang kuat karena prosesnya sangat berat dan dilatihnya sangat keras.
Semua
tingkatan dalam pencak silat bagi Tya sangat berkesan tapi yang paling berkesan
adalah tingkatan ketika akan menjadi warga. Karena perjuangannya yang begitu
besar, tapi selain itu yang berkesan lainnya adalah ketika masih di tingkat
polos. Ketika masih sabuk polos, ada tes untuk masuk pertama kali dan hal itu
membuat Tya grogi namun ia tetap memberaikan dirinya untuk mengikuti tes. Dan
akhirnya ia lolos.
Dalam
pencak silat, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Yang paling utama
adalah materi, materi yang diajarkan sangat banyak sekitar seratusan untuk
senam dasar dan setiap satu materi dibagi lagi menjadi beberapa gerakan yang
sangat banyak dan harus dihafalkan. Dari cappol ke polos ada lima materi yang
harus dikuasai untuk dapat naik ke tingkat di atasnya.
Syarat
untuk menjadi warga adalah mencari dan menyembelih ayam yang berwarna putih
tanpa ada cacat sedikitpun, uang logam dan pembayaran sah-sahan yang hampir menempuh
satu juta. Untuk mendapatkan ayam tersebut sangat sulit karena tidak boleh
cacat sedikitpun. Ayam disini diibaratkan sebagai diri sendiri, jadi tidak boleh
ada cacat sama sekali. Ketika itu Tya sampai harus mencari ayam sampai
berulang-ulang.
Ketika
saya mengalami kesulitan atau keterpurukan, yang menjadi penyemangat saya
adalah orang tua saya, mereka menyemangati saya untuk bangkit dari kegagalan.
Even pertama yang Tya ikuti adalah O2SN tepatnya seni. Even lain
dalam pencak silat yang diikuti adalah POPDA Kabupaten Rembang tahun 2014 dan
2015 yaitu gelanggang pencak silat. Kesan ketika mengikuti POPDA, dia sangat grogi
waktu akan tanding. Tya selalu melihat dulu mana lawan yang akan bertanding
dengannya agar dia dapat mengetahui
bagaimana karakter dari lawannya. Untuk mengikuti lomba, ada kriteria-kriteria
tertentu seperti pengelompokan berat badan dan jenis kelamin. Pengelompokan
berat badan di bagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A adalah anak yang
memiliki berat badan antara 39-42 kg, kelas B 43-45 kg, kelas C 46-49 kg, kelas
D 50-54 kg, kelas E 55-58 kg, kelas F 59-64 kg dan kelas G 65-70 keatas kg.
Selain itu usia dan tahun kelahiran juga berpengaruh untuk dapat mengikuti
lomba.
Ketika mengikuti lomba pencak silat di pendopo Rembang tahun 2015, Tya
mendapatkan juara III. Dan masih banyak lagi perlombaan yang ia ikuti dan
menangkan.
Tya memiliki prinsip, “Setiap kali saya mengikuti lomba, saya harus
membawa pulang kemenangan”.
Selama mengikuti pencak silat, Tya merasa lebih percaya diri dan
lebih mandiri serta tidak terlalu bergantung pada orang tua. Menurutnya banyak
sekali manfaat yang telah ia peroleh setelah mengikuti pencak silat.
Hobby yang paling Tya sukai adalah menggambar, karena ketika ada
masalah dia langsung membuat coret-coretan dikertas dan mulai membuat suatu
bentuk gambaran. Hobby Tya yang lain adalah bermain volly karena temannya
banyak yang ikut volly.
Dalam pelajaran, mata pelajaran yang ia sukai adalah kimia, dia
juga pernah diikutkan dalam lomba kimia. Selain itu dia juga pernah ikut lomba
dalam persastraan.
Cita-cita Tya sebenarnya ingin menjadi seorang tentara karena
menurutnya tentara itu sangat hebat dan dapat melindungi diri sendiri maupun
orang lain. Dan cita-citanya untuk dunia persilatan adalah ingin mendirikan
pelatihan silat di desanya karena peminat cabang olah raga pencak silat sekarang
sangat sedikit. Oleh karena itu, Tya ingin menumbuhkan minat anak-anak muda
untuk mengikuti pencak silat.
H.
Kesimpulan
Dari kegiatan monitoring yang telah kami lakukan, maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa pencak silat adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Olahraga ini perlu dikembangkan agar tetap lestari dan banyak yang
meminati. Pencak silat juga dapat melatih kemandirian serta kesehatan. Dengan
mengikuti pencak silat sama saja telah ikut dalam upaya pelestarian budaya
Indonesia.
I.
Saran
Dari wawasan pencak silat yang telah dikemukakan, maka kami memberi
saran: (1) Ikut andil dalam menjaga pelestarian pencak silat, dengan tidak
hanya mengetahui saja tetapi juga mempelajarinya; (2) Tidak mudah menyerah
dalam mempelajari pencak silat; dan (3) Tetap mempelajari pencak silat dengan
tidak mengabaikan cita-cita.
LAMPIRAN
Pertanyaan Wawancara :
1)
Kapan anda mengikuti pencak silat dan alasan bisa tertari dengan
pencak silat?
2)
Mengapa anda tidak tertarik dengan olahraga bela diri lainnya,
seperti taekwondo, karate, atau yang lainnya?
3)
Siapakah yang mengajak anda untuk terjun ke dunia silat?
4)
Di manakah anda berlatih pencak silat?
5)
Siapa pelatih anda dalam pencak silat?
6)
Berapa kali anda berlatih silat dalam seminggu?
7)
Dalam pencak silat kan ada tingkatan-tingkatan tersendiri, kaulau
anda sendiri sekarang sudah pada tingkatan apa?
8)
Dari semua tingkatan, tingkatan mana yang paling mengesankan?
9)
Dari masing-masing tingkatan apa kesan-kesan yang anda dapat?
10)
Apa saja syarat-syarat yang
harus dipenuhi jika mau naik tingkatan?
11)
Apakah anda pernah mengalami kesulitan dalam belajar seni bela diri
pencak silat?
12)
Pada saat anda mengalami kesulitan siapa yang memotivasi anda agar
anda bisa bangkit kembali?
13)
Apa hukuman yang diberikan oleh pelatih jika kita tidak dapat
menghafal materi pencak silat?
14)
Ajang apa yang pertama kali anda ikuti dalam pencak silat ini?
15)
Juara berapa saja yang pernah anda raih?
16)
Pada saat ikut POPDA hal apa
saja yang dirasakan dan hambatan-hambatan apa saja saat lomba di POPDA ?
17)
Apa yang dibuat kategori per kelas dalam perlombaan penjak silat?
18)
Berapa rentang berat badan per kelas?
19)
Apakah usia mempengaruhi
lomba pencak silat POPDA?
20)
Anda berada di kelas yang mana?
21)
Menurut anda lawan terberat pada saat POPDA itu asalnya darimana?
22)
Bagaimana perasaan anda saat mendapat juara III di POPDA?
23)
Apa hobby Anda selain seni bela diri Pencak Silat?
24)
Di sekolah organisasi apa saja yang anda ikuti?
25)
Ajang perlombaan apa saja yang pernah anda ikuti selain ajang
pencak silat?
26)
Apa cita-cita dalam hidup anda?
27)
Apa cita-cita anda di dalam dunia pencak silat?
0 komentar
Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun