Bagian I
Ilustrasi Zaman Es |
Zaman Pleistosen menjadi
sangat penting karena pada masa ini mulai muncul kehidupan manusia purba.
Keadaan alam kala ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman
yaitu:
1.
Zaman Glasial: Zaman meluasnya lapisan es di kutub utara
sehingga Eropa dan Amerika bagian Utara tertutup es, sedangkan daerah yang jauh
dari kutub terjadi hujan lebat bertahun-tahun. Permukaan air laut turun
disertai dengan naiknya daratan di berbagai tempat . Sumatra, Jawa, Kalimantan,
dan Malaysia barat bergabung menjadi satu dengan benua asia. Kalimatan
Utara bergabung dengan Filipina dan
Formosa (Taiwan) hingga menjadi satu juga denga benua Asia.Antara Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan bergabung melalui Nusa Tenggara.
2.
Zaman Interglasial: kebalikan dari Zaman Glasial. Tempratur di bumi naik sehingga lapisan es di
kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar
– besaran di berbagai tempat, hal ini menyebabkan daratan terpisah – pisah oleh
lautan dan selat.
Pada masa ini hanya
hewan – hewan yang berbulu tebal yang mampu bertahan hidup. Salah satunya
adalah Mammouth. Hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis.
Zaman Pleistosen dibagi
menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a.
Pleistosen Bawah
Sebagian besar
pleistosin bawah berupa batu pasir tufa dan tanah liat berwarna biru
kehitam-hitaman. Pada lapisan ini telah ditemukan fosil tulang-tulang dan
geraham-geraham dari binatang menyusui dan manusia yang tertua dari jenis
palaeoanthropus. Fauna dari masa ini disebut Fauna Jetis, dengan binatangnya
seperti gajah, kerbau, sapi, rusa, menjangan, dan kuda air yang masih primitif.
Sedangkan dari sisa-sisa manusia yang ditemukan dapat ditentukan bahwa
sekurang-kurangnya ada tiga jenis manusia yang pernah hidup pada masa itu.
Pertama, Meganthropus Palaeojavanicus (manusia raksasa Jawa) meninggalkan
fragmen rahang bawah yang sangat besar, masif, dan primitif bentuknya, serta
beberapa geraham. Fosil ini menggambarkan ciri-ciri manusia, meskipun masih ada
ciri-ciri yang memiliki kemiripan dengan kera.Kedua, Pithecanthropus
Mojokertensis (Pithecanthropus Robustus) ditemukan pada lapisan yang sama
umurnya dengan jenis manusia yang pertama. Sisa-sisa manusia ini ditemukan di
Sangiran, dekat Sungai Cemoro berupa bagian belakang tengkorak, kedua tulang
pelipis, tiga perempat sisi tengkorak, bagian bawah rahang atas, rahang kanan
bawah, dan geraham. Akhirnya, dalam endapan Pleistosin Bawah telah ditemukan
sebuah tengkorak anak kecil di dekat Mojokerto. Tengkorak ini diperkirakan
berasal dari manusia ketiga yang masih muda dari jenis Pithecanthropus.
b.
Pleistosen Tengah
Permulaan zaman
Pleistosin Tengah diperkirakan bersamaan waktunya dengan zaman es kedua, di
mana permukaan laut turun kira-kira mencapai 25 meter. Pulau Jawa, Sumatera,
dan Kalimantan dihubungkan satu sama lain dengan daratan Asia. Akibatnya,
terjadi migrasi binatang menyusui pemakan tumbuh-tumbuhan dan binatang buas
dari daratan Asia. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila jenis binatang
atau hewan yang di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan cenderung sama dengan
binatang yang hidup di daratan Asia. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah
Indonesia Timur cenderung sama atau mirip dengan binatang yang hidup di benua
Australia. Fauna dari masa ini disebut Fauna Trinil atau Fauna-Sino-Melayu
karena jenis fauna yang ditemukan di daerah Trinil memiliki kesamaan dengan
yang dijumpai di Tiongkok. Beberapa jenis fauna itu di antaranya adalah beruang
melayu, tapir, badak, rusa. Jenis manusia terpenting dari fauna ini adalah
Pithecanthropus Erectus (manusia kera berdiri tegak dari Trinil). Beberapa
penemuan seperti tengkorak, fragmen kecil dari rahang bawah kanan, dan tulang
paha diperkirakan dari jenis manusia itu. Selama masa pleistosen tengah, jenis
manusia ini tidak banyak mengalami perubahan secara fisik. Pithecanthropus
Erectus adalah nenek moyang dari Manusia Solo (Homo Soloensis).
Peralatan tertua yang terbuat dari batu berasal dari zaman ini. Alat itu tidak
dapat dimasukan ke dalam kebudayaan batu-teras dan ke dalam golongan flake.
Alat-alat itu dikenal sebagai kapak genggam, kapak perimbas monofacial,
alat-alat serpih, dan beberapa kapak genggam yang telah dikerjakan dua sisinya.
c.
Pleistosen Atas
Permulaan Pleistosin
Atas bersamaan waktunya dengan zaman glasial ketiga. Pithecanthropus dan
beberapa jenis binatang menyusui dari zaman sebelumnya tidak dapat
mempertahankan diri dan telah lenyap dari muka bumi. Mahkluk baru yang muncul
adalah Homo Soloensis (Manusia Solo). Manusia Solo memiliki ciri yang hampir
sama dengan Pithecanthropus, hanya saja sedikit lebih besar dan lebih maju
dalam hal volume otaknya. Diperkirakan manusia Solo adalah keturunan langsung
Pithecanthropus. Sepanjang Sungai Solo, dekat Ngandong telah ditemukan tidak
kurang dari sebelas kubah tengkorak beserta fragmen-fragmen dari Manusia Solo.
Di samping itu, ditemukan pula dua potong tulang kering. Tampaknya, mereka
telah hidup berkumpul di sepanjang Sungai Solo.Di tempat yang sama, juga
ditemukan tulang-tulang binatang yang sangat banyak jumlahnya. Tampaknya,
mereka telah membunuh beribu-ribu binatang. Dari beberapa fosil tulang binatang
yang ditemukan jenis binatang yang banyak adalah gajah dan kuda air. Beberapa
jenis peralatan yang mereka gunakan di antaranya adalah peluru bulat dari batu
yang diperkirakan sebagai alat pelempar untuk melumpuhkan binatang buruan,
bermacam-macam alat berbentuk kapak perimbas dari tulang dan tanduk. Di samping
Homo Soloensis, ditemukan juga dua tengkorak yang telah membantu di desa
Campurdarat, sebelah selatan gunung Wilis. Tengkorak ini termasuk tipe
Neoanthropus dan dikenal sebagai Homo Wajakensis.
o
Hasil Kebudayaan
Peninggalan budaya adalah alat – alat yang
ditinggalkan pada jaman tersebut. Alat – alat batu yang digunakan pada zaman
ini masih sangat kasar sebab teknik pembuatanya masih sangat sederhana. Alat –
alat batu dibuat dengan cara dibenturkan satu sama lain.
Berdasarkan tempat penemuanya, hasil – hasil kebudayaan
batu di Indonesia dibagi menjadi dia, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong.
o Interaksi dan Kehidupan Sosial
Pada zaman ini manusia bersinergi dengan alam, dengan
cara memanfaatkan berbagai sumber daya alam yabg telah tersedia dengan
sendirinya. Berdasarkan volume otak dan penemuan yang ada dapat disimpulkan
bahwa pada zaman ini manusia pendukung hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan. Mereka berburu kerbau, banteng, kuda, monyet, dan lain –
lain. Sedangkan untuk kebutuhan vitamin mereka mengumpulkan buah – buahan dan
umbi –umbian. Selain itu mereka juga makan ikan karena mereka hidup di dekat
sungai.
Pada masa ini manusia purba masih hidup secara nomaden karena mereka masih bergantung kepada alam. Oleh karena berpindah-pindah mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil sehingga bisa berpindah-pindah dengan cepat dan bisa melawan jika ada binatang buas. Diperkirakan ada sekita 500 Pithecanthropus Erectus di Pulau Jawa.
Menuruk Teuku Jacob, bahasa sebagai
alat komunikasi pada jaman ini sudah mulai terbentuk dengan menggunakan gerakan
badan.
o Kepercayaan
Di Afrika, Eropa, dan Asia kecil pada zaman Batu Tua yang menghasilkan alat-alat serpih, alat
tuland dan tanduk sudah ditemukan bukti-bukti kepercayaan manusia terhadap
kekuatan-kekuatan alam. Tapi di Asia Timur termasuk di Indonesia belum
ditemukan kepercayaan. Demikian juga penguburan mayat belum dilakukan oleh
Pithecanthropus.
o Permasalahan yang muncul dalam interaksi & cara pemecahannya
Pada masa ini permasalahan yang
muncul adalah manusia masih sangat bergantung dengan alam, sehingga makanan
yang tersedia di alam lama kelamaan akan habis, karena terus diambil dan tidak
ada usaha untuk menanam kembali untuk persediaan yang akan datang. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut manusia hidup berpindah-pindah (Nomaden)
menuju ke tempat yang kekayaan alamnya masih melimpah.
Bagian
II
Masyarakat
Kabupaten Rembang
1. Kondisi Geografis Kabupaten Rembang
Kabupaten Rembang terletak di ujung timur laut Propinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), terletak pada garis koordinat 111000'-111030' Bujur Timur dan 6030'-706' Lintang Selatan. Laut Jawa terletak disebelah utaranya, secara umum kondisi tanahnya berdataran rendah dengan ketinggian wilayah maksimum kurang lebih 70 meter di atas permukaan air laut. Adapun batas- batasnya antara lain:
• Sebelah Utara: Laut Jawa
• Sebelah Timur: Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur
• Sebelah Selatan: Kabupaten Blora
• Sebelah Barat: Kabupaten Pati
Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur (seperti di Kecamatan Sarang, memiliki kode telepon yang sama dengan Tuban (Jawa Timur).
Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung Butak (679 meter). Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung Lasem (ketinggian 806 meter). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam Gunung Celering.
• Sebelah Utara: Laut Jawa
• Sebelah Timur: Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur
• Sebelah Selatan: Kabupaten Blora
• Sebelah Barat: Kabupaten Pati
Kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur, sehingga menjadi gerbang sebelah timur Provinsi Jawa Tengah. Daerah perbatasan dengan Jawa Timur (seperti di Kecamatan Sarang, memiliki kode telepon yang sama dengan Tuban (Jawa Timur).
Bagian selatan wilayah Kabupaten Rembang merupakan daerah perbukitan, bagian dari Pegunungan Kapur Utara, dengan puncaknya Gunung Butak (679 meter). Sebagian wilayah utara, terdapat perbukitan dengan puncaknya Gunung Lasem (ketinggian 806 meter). Kawasan tersebut kini dilindungi dalam Cagar Alam Gunung Celering.
2. Suhu Kabupaten Rembang (Menurut
BMKG):
Ibukota
Kabupaten
|
Suhu
(°C) |
Kelembaban
(%) |
Kec. Angin
(km/jam) |
Arah
Angin |
Cilacap
|
24 - 30
|
67 - 95
|
30
|
Tenggara
|
Purwokerto
|
22 - 30
|
60 - 90
|
30
|
Tenggara
|
Purbalingga
|
22 - 30
|
60 - 90
|
30
|
Tenggara
|
Banjarnegara
|
22 - 30
|
60 - 90
|
30
|
Tenggara
|
Kebumen
|
24 - 30
|
70 - 92
|
30
|
Tenggara
|
Purworejo
|
24 - 33
|
48 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Wonosobo
|
22 - 31
|
65 - 90
|
25
|
Timur
|
Mungkid
|
21 - 32
|
55 - 90
|
25
|
Timur
|
Boyolali
|
22 - 34
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Klaten
|
24 - 33
|
48 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Sukoharjo
|
22 - 34
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Wonogiri
|
24 - 33
|
48 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Karanganyar
|
22 - 34
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Sragen
|
22 - 34
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Purwodadi
|
22 - 34
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Blora
|
23 - 33
|
55 - 80
|
25
|
Timur
|
Rembang
|
23 - 33
|
55 - 80
|
25
|
Timur
|
Pati
|
23 - 33
|
50 - 80
|
25
|
Timur
|
Kudus
|
24 - 35
|
37 - 82
|
25
|
Timur
|
Jepara
|
24 - 35
|
37 - 82
|
25
|
Timur
|
Demak
|
24 - 35
|
37 - 86
|
25
|
Timur
|
Ungaran
|
21 - 31
|
55 - 90
|
25
|
Timur
|
Temanggung
|
21 - 31
|
55 - 82
|
25
|
Timur
|
Kendal
|
24 - 35
|
37 - 82
|
25
|
Timur
|
Batang
|
24 - 35
|
37 - 88
|
25
|
Timur
|
Kajen
|
24 - 33
|
37 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Pemalang
|
24 - 32
|
46 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Slawi
|
24 - 32
|
46 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Brebes
|
24 - 32
|
46 - 88
|
25
|
Barat Daya
|
Magelang
|
22 - 32
|
55 - 90
|
25
|
Barat Daya
|
Surakarta
|
22 - 32
|
40 - 80
|
25
|
Barat Daya
|
Salatiga
|
21 - 32
|
40 - 88
|
25
|
Timur
|
Semarang
|
24 - 35
|
37 - 82
|
25
|
Timur
|
Pekalongan
|
24 - 33
|
46 - 85
|
25
|
Barat Daya
|
Tegal
|
25 - 32
|
60 - 90
|
25
|
Barat Daya
|
Dengan keberadaan Kabupaten Rembang
di daerah pesisir, maka sebagian besar penduduk yang tinggal de sekitar garis
pantai bekerja sebagai nelayan dan petani garam. Sedangkan masyarakat yang tinggal
lebih jauh dari pusat kota (pedalaman/dekat hutan) sebagian besar mereka
bermata pencaharian sebagai petani, seperti bertani padi, jagung,
kacang-kacangan, melon, semangka, bahkan saat ini banyak yang bekerja sebagi
petani tembakau.
4.
Bentuk Interaksi
Masyarakat
Kabupaten Rembang masih sangat menjaga tradisi leluhur mereka. Hal ini
dibuktikan dengan adanya berbagai macam kegiatan yang diadakan tahunan, seperti
Syawalan yang dilakukan pada saat hari kedelapan Bulan Syawal. Biasanya
dalam acara tersebut harus terdapat makanan seperti :
o
Dumbeg
Dibuat dari tepung beras, gula
pasir/gula aren dan ditambahkan garam, air pohon nira (legen); dan kalau suka
ditaburi buah nangka/kelapa muda yang dipotong sebesar dadu. Kemudian tempatnya
dari daun lontar (pohon nira) berbentuk kerucut dengan bau yang khas. Yang terkenal
dari desa Pohlandak (Kecamatan Pancur) dan desa Mondoteko (Kecamatan Rembang).
o
Jenang
Waluh
Dibuat dari buah waluh, gula aren, air
nira dan garam, yang rasanya sangat manis. Dan biasanya dimakan dengan Jadah.
Jadah yang terkenal adalah dari desa Pohlandak (Kecamatan Pancur).
o
Jadah
Terbuat dari beras ketan putih, kelapa
muda, garam yang ditumbuk halus (sewaktu masih panas) di atas keranjang yang
Terbuat dari daun lontar/daun kelapa muda dan alat tumbuknya juga dilapis
dengan daun lontar dan kelapa muda. Rasanya sangat gurih, kemudian dicetak
persegi dan dibungkus dengan daun pisang (seperti lemper). Biasanya dimakan
bersama dengan Jenang waluh, yang terkenal dari desa Pohlandak (Kecamatan
Pancur).
Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk
menjaga hubungan interaksi dengan masyarakat semakin terjalin dengan baik, dan
juga melestarikan tradisi. Kegiatan-kegiatannya antara lain :
o
HUT
Rembang
o
Rembang
Expo
o
Lasem
Batik Carnival
o
Rembang
Fashion On The Street
o
Sedekah
Bumi
o
Sedekah
Laut
o
Penjamasan
Bende Becak di desa Bonang
o
Festival
Lasem
o
Lomba
Thong-thong Klek
o
Haul
Mbah Sambu
Masakan khas
Kabupaten Rembang, yaitu:
o
Sayur
Merica
banyak sekali
ditemukan di dekat laut, biasanya berada di desa tanjung sari dan sekitarnya,
lebih tepatnya lagi berada di kota rembangnya, makanan ini lezat sekali, berisi
ikan yang gede, dan ikan tersebut biasanya adalah ikan tongkol.
· Sate SarepehBerupa sate
ayam kampung yang bumbunya terdiri dari cabe merah, gula merah, santan dan
garam. Adalah sebagai lauk pauk dan biasanya dirangkai dengan lontong.
· Mangut
Ikan laut segar
yang dipanggang dengan bumbu-bumbu cabe hijau, bawang merah, bawang putih,
garam dan santan kental. Sebagai sayur untuk makan siang/malam dalam menu
sehari-hari.
· Pindang Tempe
Tempe dengan
bumbu-bumbu cabe, bawang merah, bawang putih, asam (tomat) garam dan air.
Biasanya ditambahkan juga ikan pindang. Sebagai sayur untuk makan siang (menu
sehari-hari).
· Petis Bumbon
Sayur untuk
makan siang/malam yang terbuat dari bahan-bahan petis ikan/udang, telur
rebus/ceplok langsung dengan bumbu cabe, bawang putih, bawang merah, kunci,
lengkuas, daun jeruk purut, garam dan ditambah santan kental.
· Lontong Tuyuhan
Lontong dengan
opor ayam kampung pedas khas desa Tuyuhan (Kecamatan Pancur). Makanan ini tidak
pernah atau jarang dibuat ibu rumah tangga. Sebagai makanan sore hari/malam
hari, biasanya sekitar jam 15.00 WIB sudah dijual di lokasi desa Tuyuhan di
sepanjang pinggir jalan dengan pemandangan sawah-sawah yang menghijau. Dan minumannya
air putih yang ditempatkan di kenda (tanpa gelas).
· Kaoya Dudul
Terbuat dari
beras ketan, kacang hijau, gula aren/gula pasir dan garam. Tempatnya dari daun
lontar berlubang bulat kecil sebanyak 5 buah, kalau makan tinggal didudul
(ditekan) saja, rasanya sangat manis dan gurih. Berasal dari desa Gunem
Kecamatan Gunem.
· Kerupuk Bakar
Kerupuk udang
dan tengiri dari kota rembang yang dioven/dibakar.
· Kacang Atom
Terbuat dari
tepung beras dan tepung tapioka, kacang tanah, garam, bawang putih dan air yang
dicetak bulat-bulat kecil dan digoreng. Rasanya sangat gurih dan banyak disukai
masyarakat.
· Kacang Pres
Terbuat dari
kacang tanah yang dipres (diambil minyaknya). Kemudian dibumbui bawang putih
dan garam dan dioven.
· Gula Semut
Terbuat dari
pohon nira (legen) dengan proses pemanasan, sehingga hasilnya seperti gula
pasir/gula halus yang berwarna coklat.
· Terasi Petis Bonang
Terbuat dari
udang/ikan segar dengan proses pemanasan. Bau dan rasanya enak. Yang terkenal
dari desa Bonang Kecamatan Lasem.
5. Permasalahan Interaksi dan Pemecahannya
Di Kabupaten Rembang yang bagian pusat
pemerintahannya, pola interaksinya lebih condong ke arah vertikal, sistem
feodal masih berpengaruh, karena di sini anggota-anggota masyarakat terbagi
dalam beberapa kedudukan dari sekelompok orang, misalnya saja pemegang
kekuasaan pemerintahan atau pejabat, memiliki kekuasaan yang istimewa karena
diberi kewenangan untuk menentukan kebijaksanaan sendiri mengenai suatu
masalah, sebab banyak permasalahan yang ternyata peraturannya tidak begitu
jelas atau-bahkan belum ada sama sekali. Pola interaksi pada masyarakat kota
juga dipengaruhi individualitas, prestasi seseorang lebih penting daripada
asal-usul keturunannya. Pada masyarakat ini pola, interaksi sangat diwarnai
oleh tujuan yang akan dicapai. Misalnya saja bila ada seseorang yang mempunyai
tujuan politik, maka semua pola interaksinya diwarnai oleh latar belakang
politik.
Sedangkan di Kabupaten Rembang yang daerah pedesaan pola interaksinya horisontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga.
Sedangkan di Kabupaten Rembang yang daerah pedesaan pola interaksinya horisontal, banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga.
Hal ini menyebabkan solidaritas sosial pada kedua masyarakat ini menjadi berbeda dan menimbulkan suatu jarak.
Sehingga untuk Mengatasinya, pemerintah menyelenggarakan even-even acara seperti yang telah disebutkan di atas, hal ini bertujuan untuk mempersatukan jiwa persaudaraan dengan semua warga masyarakat yang berada di Kabupaten Rembang, dengan adanya persaudaraan dan persatuan itu maka untuk membangun Rembang menjadi kabupaten yang lebih maju akan menjadi lebih mudah.
0 komentar
Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun