Affinity, Jenius, PayPal: Sebuah Ikhtiar Menggunakan Software Orisinal
Isometric Turtle with Affinity Designer - Kholil Media |
Halo Sahabat Kholil Media di manapun berada, bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan kelapangan meskipun di masa pandemi seperti ini. Sebelumnya saya pribadi mengucapkan taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum, taqabbal Yaa Kariim... Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin atas kesalahan dan kealpaan dari tulisan-tulisan di Kholil Media. Saya menyadari pasti memiliki kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang ikhtiar/upaya dalam proses mengurangi penggunaan software (perangkat lunak) bajakan/crack atau semacamnya, lalu beralih ke software resmi/orisinal dari developer (pengembangnya).
Jujur saja saya memiliki ketertarikan terhadap perkembangan teknologi, meskipun tidak terlalu paham dengan hal-hal mendetailnya. Ketertarikan itu membuat saya berusaha untuk selalu up to date termasuk dalam kaitannya dengan software yang bisa mempermudah segala pekerjaan. Namun, ada kalanya keinginan tidak berbanding lurus dengan kondisi yang ada, terlebih dompet yang siap berteriak bila pengeluaran berlebih. Kondisi keuangan belum mampu untuk membeli software orisinal kelas atas yang terkenal dengan harganya yang cukup menguras dompet. Toh juga belum mempunyai penghasilan sendiri dan masih bergantung dengan orang tua. Terkait ini tidak patut dicontoh ya, alangkah lebih baik jika mampu membantu meringankan beban orang tua.
Alhasil software bajakan/crack menjadi solusi untuk mendapatkan fitur-fitur premium yang diinginkan, untuk semua gadget (gawai) baik desktop (laptop dan komputer) maupun smartphone dan tablet. Biasanya semua itu banyak terdapat di situs-situs penyedia (tidak resmi) dan sangat mudah didapatkannya. Tinggal buka browser, ketik kata kunci yang dimaksud, lalu muncullah berbagai situs yang siap diselami dan kita bebas mengunduh software yang diinginkan. Sangat simpel, mudah, dan tidak menguras dompet – karena gratis tentunya. Kondisi yang sama juga berlaku untuk ebook berbayar.
Di balik itu semua pernahkah berpikir apa yang kita gunakan akan memiliki keberkahan? Sebenarnya pertanyaan itu sudah terlintas lama dalam benak saya, sejak mengenal dan memiliki laptop saat masih SMP. Namun lagi-lagi saya tetap abai karena berbagai alasan yang telah disebutkan di atas. Padahal melalui penggunaan gadget dan segala software di dalamnya saya bisa mendapatkan berbagai hal, menjadi pendukung belajar, bisa menulis dan dengan tulisan itu akhirnya mengantarkan saya bisa jalan-jalan ke berbagai kota, provinsi, pulau, bahkan hingga ke luar negeri serta menjadi juara dalam berbagai kompetisi/perlombaan.
Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi tentang ikhtiar/upaya dalam proses mengurangi penggunaan software (perangkat lunak) bajakan/crack atau semacamnya, lalu beralih ke software resmi/orisinal dari developer (pengembangnya).
Jujur saja saya memiliki ketertarikan terhadap perkembangan teknologi, meskipun tidak terlalu paham dengan hal-hal mendetailnya. Ketertarikan itu membuat saya berusaha untuk selalu up to date termasuk dalam kaitannya dengan software yang bisa mempermudah segala pekerjaan. Namun, ada kalanya keinginan tidak berbanding lurus dengan kondisi yang ada, terlebih dompet yang siap berteriak bila pengeluaran berlebih. Kondisi keuangan belum mampu untuk membeli software orisinal kelas atas yang terkenal dengan harganya yang cukup menguras dompet. Toh juga belum mempunyai penghasilan sendiri dan masih bergantung dengan orang tua. Terkait ini tidak patut dicontoh ya, alangkah lebih baik jika mampu membantu meringankan beban orang tua.
Alhasil software bajakan/crack menjadi solusi untuk mendapatkan fitur-fitur premium yang diinginkan, untuk semua gadget (gawai) baik desktop (laptop dan komputer) maupun smartphone dan tablet. Biasanya semua itu banyak terdapat di situs-situs penyedia (tidak resmi) dan sangat mudah didapatkannya. Tinggal buka browser, ketik kata kunci yang dimaksud, lalu muncullah berbagai situs yang siap diselami dan kita bebas mengunduh software yang diinginkan. Sangat simpel, mudah, dan tidak menguras dompet – karena gratis tentunya. Kondisi yang sama juga berlaku untuk ebook berbayar.
Di balik itu semua pernahkah berpikir apa yang kita gunakan akan memiliki keberkahan? Sebenarnya pertanyaan itu sudah terlintas lama dalam benak saya, sejak mengenal dan memiliki laptop saat masih SMP. Namun lagi-lagi saya tetap abai karena berbagai alasan yang telah disebutkan di atas. Padahal melalui penggunaan gadget dan segala software di dalamnya saya bisa mendapatkan berbagai hal, menjadi pendukung belajar, bisa menulis dan dengan tulisan itu akhirnya mengantarkan saya bisa jalan-jalan ke berbagai kota, provinsi, pulau, bahkan hingga ke luar negeri serta menjadi juara dalam berbagai kompetisi/perlombaan.
Perkenalan dengan Jenius, Pembuka Jalan yang Simpel Digunakan
Pertanyaan yang pernah melintas di pikiran itu muncul lagi beberapa bulan yang lalu. Terutama karena saya sedang proses pengerjaan skripsi yang membutuhkan banyak referensi. Salah satu referensi penting yang saya butuhkan dijual di marketplace ternama dunia, Amazon. Biasanya jika ada yang asli maka akan ada yang asli tapi palsu (aspal) atau mudahnya kita mengenal istilah KW, sebab tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini apalagi di era seperti saat ini. Berbagai cara sudah saya usahakan namun tetap saja tidak menemui yang satu itu.Pada akhirnya satu-satunya jalan adalah dengan membelinya, mendapatkan yang asli secara resmi. Lagi-lagi kebaikan membutuhkan usaha lebih untuk mencapainya. Pembayaran di Amazon hanya memungkinkan dengan PayPal atau kartu kredit/debit yang terhubung dengan Visa atau Mastercard. Sebenarnya saya sendiri telah memiliki akun PayPal, serta beberapa kartu debit dari beberapa bank yang terdapat logo Visa atau Mastercard. Namun saldo PayPal saya tidak ada isinya alias kosong, kartu debit yang saya miliki juga tidak bisa digunakan belanja online, butuh diaktifkan terlebih dahulu yang memang ribet dan malas untuk mengurusnya. Sedangkan saya juga tidak memiliki kartu kredit, butuh syarat tertentu dan saat ini memang di bawah kriteria pembuatan.
Usaha lain dengan meminta tolong teman. Namanya manusia yang notabene makhluk sosial, tolong-menolong sudah menjadi fitrah, hal yang wajar dilakukan. Akan tetapi, kalau minta tolong terus menerus dalam hal yang sama dan dengan orang yang sama, tentu akan muncul rasa ketidakenakkan sebab seperti terlalu menggantungkan. Akhirnya cerita ke beberapa orang teman, akhirnya mendapatkan bantuan dari adik tingkat, lebih tepatnya saran untuk membuat rekening Jenius yang merupakan produk digital dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), kebetulan dia sendiri juga sudah menggunakannya. Kali ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Salma Hanifah Prameswari yang sudah memberikan saran terbaik.
Jenius merupakan kartu debit yang terhubung Visa dan memiliki fitur m-Card dan e-Card sehingga aman digunakan untuk berbelanja online. Adanya layanan pembelian dengan beberapa mata uang asing (valuta asing/valas) yang bisa terpotong langsung dari saldo yang ada, serta kurs beli yang bersaing sangat memudahkan pengguna. Terlebih tidak ada biaya administrasi bulanan, bisa dengan mudah digunakan untuk pengisian berbagai e-Wallet dan fitur menabung yang bisa disesuaikan.
Atas saran itu akhirnya saya membuat rekening Jenius. Memanfaatkan WiFi kampus saya mengunduh aplikasi Jenius di PlayStore, karena memang saya pengguna Samsung yang berbasis Android. Setelah terinstall langsung saja saya mendaftar, mengisi semua data yag dibutuhkan. Perlu diketahui untuk pembukaan rekening Jenius diperlukan dua kartu identitas, bisa dengan KTP dan SIM atau Paspor. Sebenarnya ada bagian pengisian NPWP, namun bagi yang belum memilikinya bisa dilewati. Saya melakukan videocall dengan CS Jenius pengaktifan rekeningnya, cepat dan mudah jika kartu identitas sudah disiapkan sebelumnya. Lalu kartu debit fisik/m-Card akan dikirimkan sesuai alamat korespondensi.
Tidak sampai seminggu kartu debit Jenius berlogo Visa telah sampai ke alamat saya. Kemudian saya melakukan pengisian saldo dengan melakukan transfer dari ATM dengan rekening bank lain, seperti transfer pada umumnya dengan tujuan BTPN. Sebenarnya satu lagi cara pengisian saldo dengan cashtag, namun tentu dari sesama pengguna Jenius. Akhirnya saya melakukan pembelian buku referensi dari Amazon, tinggal mengisi nomor kartu, tanggal kadaluarsa dan CVV, tiga nomor di belakang kartu. Mudah, cepat dan pembayaran langsung berhasil tanpa kendala. Kemudahan penggunaan Jenius membuat saya merekomendasikannya kepada beberapa teman dan saudara-saudara, beberapa dari mereka akhirnya juga membuka rekening Jenius.
Tidak sampai seminggu kartu debit Jenius berlogo Visa telah sampai ke alamat saya. Kemudian saya melakukan pengisian saldo dengan melakukan transfer dari ATM dengan rekening bank lain, seperti transfer pada umumnya dengan tujuan BTPN. Sebenarnya satu lagi cara pengisian saldo dengan cashtag, namun tentu dari sesama pengguna Jenius. Akhirnya saya melakukan pembelian buku referensi dari Amazon, tinggal mengisi nomor kartu, tanggal kadaluarsa dan CVV, tiga nomor di belakang kartu. Mudah, cepat dan pembayaran langsung berhasil tanpa kendala. Kemudahan penggunaan Jenius membuat saya merekomendasikannya kepada beberapa teman dan saudara-saudara, beberapa dari mereka akhirnya juga membuka rekening Jenius.
Affinity Designer dan Paypal serta hubungannya dengan Jenius
Berlanjut dari pembelian buku itu, akhirnya sedikit demi sedikit saya berusaha memulai menggunakan software orisinal. Saya mulai membeli lisensi Windows 10 Pro, karena memang basis operating system laptop yang saya gunakan itu. Alasan tambahan sebenarnya cukup simpel, saya merasa risih dengan tulisan di pojok kiri bawah laptop yang intinya copy of Windows yang saya gunakan tidak aktif. Penggunaan KMSPico yang masyhur kemampuannya untuk produk Microsoft juga tidak mempan di laptop saya. Akhirnya pada tanggal 4 April 2020 saya membeli lisensi retailnya. Windows saya teraktivasi secara resmi dengan digital license yang terhubung dengan akun Microsoft. Hal yang sama juga saya lakukan untuk laptop kakak dan adik, pembelian dan pengaktifan Windows di laptopnya pada tanggal 9 April 2020.Di sisi lain saya memiliki ketertarikan lebih pada desain grafis, walaupun masih dalam tahap suka dan belajar. Biasanya saya menggunakan Corel Draw untuk hal ini, tentu aplikasi crack. Karena hal itu saya mengikuti beberapa akun instagram dan subscribe beberapa YouTube channel para desainer yang sudah mempunyai nama, memang karya-karyanya sangat bagus dan mengesankan bagi saya yang awam dalam dunia ini. Masa pandemi dan sudah mulai merasa bosan di rumah menjadikan saya sering menonton postingannya. Beberapa desainer merekomendasikan Affinity Designer, software yang masih bisa dibilang baru namun dengan fitur mumpuni, bisa bersaing dengan Corel Draw dan Adobe Illustrator. Rekomendasi mereka bukan karena dibayar untuk promosi/endorsment, namun murni untuk meningkatkan kinerja para desainer lainnya, termasuk orang awam.
Start with Affinity Designer - Kholil Media |
Semakin bertambah waktu semakin banyak orang yang merekomendasikan Affinity Designer dengan berbagai keunggulannya. Mulai dari fiturnya yang bisa digunakan untuk membuat vektor maupun raster dalam satu software, terdapat fitur isometric, hingga adanya free trial 90 hari dan diskon 50% di masa pandemi ini, sebagai bentuk perhatian dengan creative community di seluruh dunia. Perihal yang paling penting sebagai kabar baiknya yaitu sistem pembelian Affinity Designer hanya sekali di awal, tanpa berlangganan dan selalu gratis update apabila ada versi baru. sangat cocok bagi siapapun yang mulai memantapkan diri untuk berpindah ke software orisinal.
Affinity Designer sendiri merupakan produk dari Affinity by Serif, bersama dengan produk lainnya yaitu Affinity Photo dan Affinity Publisher. Produknya juga bisa digunakan di Windows, Mac OS, dan iPad. dari itu sebenarnya saya tidak lantas membelinya. Sedikit usaha pencarian referensi dari berbagai sumber tentang Affinity ini saya lakukan. Keputusannya saya harus membelinya. saya memulai membuat akun di websitenya, sambil menunggu ada rejeki.
Tanggal 20 Mei 2020 saat ada rejeki saya melakukan pengisian saldo ke rekening Jenius sesuai yang dibutuhkan lebih sedikit. Harga produk Affinity Designer untuk Windows dan Mac OS secara terpisah sejumlah $24.99, sudah 50% diskon. Begitu pula dengan Affinity Publisher dan Affinity Photo. Sedangkan harga untuk iPad yaitu $9.99, khusus untuk Affinity Publisher belum tersedia untuk versi iPad. Kebetulan tanggal 20 Mei 2020 merupakan batas akhir masa promo Affinity, diperpanjang dari yang sebelumnya sampai tanggal 20 April 2020.
Layanan Jenius untuk valas hanya tersedia pada hari Senin-Jumat pukul 09.00-15.00 WIB. Itu artinya saya tidak bisa melakukan transaksi internasional di luar jam itu. Kebetulan saya melakukan pengisian saldo sekitar pukul 13.30 WIB dengan harapan masih ada cukup waktu untuk melakukan transaksi. Berbekal ketidaktahuan, saldo rupiah di rekening Jenius langsung saya tukarkan ke rekening valas USD sejumlah $25. Kemudian membuka website Affinity by Serif dengan akun saya, lalu memilih produk Affinity Designer, sebab belum ada budget untuk Affinity Publisher dan Affinity Photo. Setelah masuk ke basket saya melakukan check out termasuk mengisi data kartu debit Jenius. Apa yang terjadi? Transaksi gagal!
Langsung saja saldo USD itu saya tukarkan dengan rupiah, meskipun sedikit rugi sebab di hari itu kurs beli di Jenius sebesar $1= Rp14.785,00 sedangkan kurs jualnya $1= Rp14.740,00. Artinya setiap 1 USD saya rugi Rp40,00, kalau dikalikan sebesar 25 USD= Rp1.000,00. Namun transaksi tetap gagal. Saldo saya pindah ke e-Card karena mungkin akan bisa kalau dengannya, ternyata sama saja. Saldo saya kembalikan ke m-Card dalam bentuk rupiah dan saya ulangi, juga belum berhasil.
Akhirnya saya menghubungi Customer Service Jenius melalui fitur Jenius Help dalam aplikasi. Terdapat pilihan kontak via telepon, chat, dan email; saya pilih yang termudah via chat. Tidak menunggu lama CS manusia merespon keluhan saya, tidak seperti kebanyakan layanan beberapa hal yang saya gunakan sangat lama dan biasanya robot/sistem yang membalas. Di sini mendapatkan saran untuk menambah saldo sebesar 5 USD dan mengubungkan rekening valas dengan m-Card, sesuai instruksi saya lakukan. Saya kembali membeli USD ditambah sebesar minimal 5 USD, lalu saya hubungkan ke m-Card, saya pikir dengan begitu akan bisa karena ternyata yang awal belum saya hubungkan. Tetap saja gagal.
Affinity Designer sendiri merupakan produk dari Affinity by Serif, bersama dengan produk lainnya yaitu Affinity Photo dan Affinity Publisher. Produknya juga bisa digunakan di Windows, Mac OS, dan iPad. dari itu sebenarnya saya tidak lantas membelinya. Sedikit usaha pencarian referensi dari berbagai sumber tentang Affinity ini saya lakukan. Keputusannya saya harus membelinya. saya memulai membuat akun di websitenya, sambil menunggu ada rejeki.
Tanggal 20 Mei 2020 saat ada rejeki saya melakukan pengisian saldo ke rekening Jenius sesuai yang dibutuhkan lebih sedikit. Harga produk Affinity Designer untuk Windows dan Mac OS secara terpisah sejumlah $24.99, sudah 50% diskon. Begitu pula dengan Affinity Publisher dan Affinity Photo. Sedangkan harga untuk iPad yaitu $9.99, khusus untuk Affinity Publisher belum tersedia untuk versi iPad. Kebetulan tanggal 20 Mei 2020 merupakan batas akhir masa promo Affinity, diperpanjang dari yang sebelumnya sampai tanggal 20 April 2020.
Layanan Jenius untuk valas hanya tersedia pada hari Senin-Jumat pukul 09.00-15.00 WIB. Itu artinya saya tidak bisa melakukan transaksi internasional di luar jam itu. Kebetulan saya melakukan pengisian saldo sekitar pukul 13.30 WIB dengan harapan masih ada cukup waktu untuk melakukan transaksi. Berbekal ketidaktahuan, saldo rupiah di rekening Jenius langsung saya tukarkan ke rekening valas USD sejumlah $25. Kemudian membuka website Affinity by Serif dengan akun saya, lalu memilih produk Affinity Designer, sebab belum ada budget untuk Affinity Publisher dan Affinity Photo. Setelah masuk ke basket saya melakukan check out termasuk mengisi data kartu debit Jenius. Apa yang terjadi? Transaksi gagal!
Langsung saja saldo USD itu saya tukarkan dengan rupiah, meskipun sedikit rugi sebab di hari itu kurs beli di Jenius sebesar $1= Rp14.785,00 sedangkan kurs jualnya $1= Rp14.740,00. Artinya setiap 1 USD saya rugi Rp40,00, kalau dikalikan sebesar 25 USD= Rp1.000,00. Namun transaksi tetap gagal. Saldo saya pindah ke e-Card karena mungkin akan bisa kalau dengannya, ternyata sama saja. Saldo saya kembalikan ke m-Card dalam bentuk rupiah dan saya ulangi, juga belum berhasil.
Akhirnya saya menghubungi Customer Service Jenius melalui fitur Jenius Help dalam aplikasi. Terdapat pilihan kontak via telepon, chat, dan email; saya pilih yang termudah via chat. Tidak menunggu lama CS manusia merespon keluhan saya, tidak seperti kebanyakan layanan beberapa hal yang saya gunakan sangat lama dan biasanya robot/sistem yang membalas. Di sini mendapatkan saran untuk menambah saldo sebesar 5 USD dan mengubungkan rekening valas dengan m-Card, sesuai instruksi saya lakukan. Saya kembali membeli USD ditambah sebesar minimal 5 USD, lalu saya hubungkan ke m-Card, saya pikir dengan begitu akan bisa karena ternyata yang awal belum saya hubungkan. Tetap saja gagal.
Vector and Raster in Affinity Designer - Kholil Media |
Semua saldo di rekening valas USD saya tukarkan kembali ke rupiah, saya mencoba kembali membeli di web Affinity by Serif dan hasil masih sama. intinya pembayaran ditolak oleh sistem penyedia pembayaranmu, dalam hal ini Jenius. Kembali menghubungi CS Jenius dengan keluhan pernah belanja pertama lancar, langsung bisa tanpa kendala. Di sinilah saya menemukan jawaban ternyata sebab transaksi dari rupiah ke USD atau sebaliknya harus menunggu minimal 1x24 jam agar bisa melakukan transaksi. Ternyata ini memang kesalahan saya, karena dulu waktu melakukan pembelian ke Amazon tanpa harus menukarkan saldo ke rekening valas USD terlebih dahulu.
Atas dasar itu semua saldo di rekening personal Jenius saya pindahkan ke rekening bisnis Jenius. Mungkin apabila sudah berganti rekening akan bisa, sebab yang m-card dan e-card awal masih dalam satu rekening personal sedangkan rekening bisnis sudah berbeda dan bentuknya e-card, namun dengan data yang sama. Namun masih saja gagal, saya cek waktu ternyata memang sudah melewati pukul 15.00 WIB yang berarti sudah melewati batas waktu layanan valas Jenius.
Sempat bingung sebentar, karena itu berarti kesempatan saya mendapatkan software orisinal dengan 50% off dan hanya sekali bayar akan hilang. Tapi muncul sebuah ide, menghubungkan kartu debit Jenius ke PayPal. Sebelumnya baru rekeningnya yang terhubung namun belum untuk kartu kreditnya. Singkat cerita setelah kartu debit Jenius berhasil terhubung lalu saya check out pembelian Affinity Designer. Ternyata berhasil! Sampai tahap ini saya merasa senang karena perjuangan tidak sia-sia. Meskipun kurs melalui PayPal sedikit berbeda dibandingkan dengan Jenius langsung tidak menjadi masalah. Toh bedanya hanya sedikit, kalau dengan PayPal kurs 1 USD= Rp14.832. pembayaran kepada Visa Merchant SerifEurope. Hal yang saya syukuri juga karena ini PayPal saya berhasil terhubung dengan kartu debit Jenius. Terima kasih kepada Delia Eka Astari yang turut andil dalam proses ini.
Belakangan setelah ganti hari pada tanggal 21 Mei 2020 saya baru mendapatkan info kalau promo diperpanjang sampai tanggal 20 Juni 2020. Setidaknya saya telah memiliki Affinity Designer dan bisa memanfaatkannya lebih awal. Nonton YouTube sambil belajar mengenali tools¬-nya. Dilanjutkan dengan praktik dan latihan di AffinityDesigner sebisa mungkin. Memanfaatkan Designer Persona, Pixel Persona, dan Export Persona ditambah dengan isometric yang menjadi keunggulan dari Affinity Designer, belum dimiliki oleh software lainnya.
Jadi bagi teman-teman yang sedang berusahan meninggalkan software bajakan dan beralih ke software orisinal (resmi) selamat bejuang. Semoga apa yang sedang kita upayakan menjadi bentuk ikhtiar untuk meraih keberkahan segala hal. Jadi jika sering kita mendengar, melihat, menonton atau mengetahui kasus terkait hak cipta atau hak paten antara dua pihak atau lebih, mari kita pikir bersama bahwa software developer mungkin saja menangis apabila karyanya dibajak dan tidak dihargai.
Atas dasar itu semua saldo di rekening personal Jenius saya pindahkan ke rekening bisnis Jenius. Mungkin apabila sudah berganti rekening akan bisa, sebab yang m-card dan e-card awal masih dalam satu rekening personal sedangkan rekening bisnis sudah berbeda dan bentuknya e-card, namun dengan data yang sama. Namun masih saja gagal, saya cek waktu ternyata memang sudah melewati pukul 15.00 WIB yang berarti sudah melewati batas waktu layanan valas Jenius.
Sempat bingung sebentar, karena itu berarti kesempatan saya mendapatkan software orisinal dengan 50% off dan hanya sekali bayar akan hilang. Tapi muncul sebuah ide, menghubungkan kartu debit Jenius ke PayPal. Sebelumnya baru rekeningnya yang terhubung namun belum untuk kartu kreditnya. Singkat cerita setelah kartu debit Jenius berhasil terhubung lalu saya check out pembelian Affinity Designer. Ternyata berhasil! Sampai tahap ini saya merasa senang karena perjuangan tidak sia-sia. Meskipun kurs melalui PayPal sedikit berbeda dibandingkan dengan Jenius langsung tidak menjadi masalah. Toh bedanya hanya sedikit, kalau dengan PayPal kurs 1 USD= Rp14.832. pembayaran kepada Visa Merchant SerifEurope. Hal yang saya syukuri juga karena ini PayPal saya berhasil terhubung dengan kartu debit Jenius. Terima kasih kepada Delia Eka Astari yang turut andil dalam proses ini.
Belakangan setelah ganti hari pada tanggal 21 Mei 2020 saya baru mendapatkan info kalau promo diperpanjang sampai tanggal 20 Juni 2020. Setidaknya saya telah memiliki Affinity Designer dan bisa memanfaatkannya lebih awal. Nonton YouTube sambil belajar mengenali tools¬-nya. Dilanjutkan dengan praktik dan latihan di AffinityDesigner sebisa mungkin. Memanfaatkan Designer Persona, Pixel Persona, dan Export Persona ditambah dengan isometric yang menjadi keunggulan dari Affinity Designer, belum dimiliki oleh software lainnya.
Jadi bagi teman-teman yang sedang berusahan meninggalkan software bajakan dan beralih ke software orisinal (resmi) selamat bejuang. Semoga apa yang sedang kita upayakan menjadi bentuk ikhtiar untuk meraih keberkahan segala hal. Jadi jika sering kita mendengar, melihat, menonton atau mengetahui kasus terkait hak cipta atau hak paten antara dua pihak atau lebih, mari kita pikir bersama bahwa software developer mungkin saja menangis apabila karyanya dibajak dan tidak dihargai.
Affinity Designer Practice with Monez Illustrator - Kholil Media |
Demikian cerita saya mengenai Affinity, Jenius, dan Paypal kaitannya dengan ikhtiar dalam menggunakan software orisinal. Semoga bermanfaat. Jangan lupa untuk berbagi dan mengajak orang-orang di sekitar kita beralih ke software orisinal, sebab berbagi kebaikan itu menyenangkan. Oh ya, saya ingin merekomendasikan YouTube Channel Monez Illustrator, tempat saya belajar Affinity Designer, tutorialnya sangat enak untuk dipahami. Kebetulan Beliau juga didukung langsung oleh Affinity by Serif. Tabik!
Waaah ada aja ya halangan rintangannya, untung Masnya gak nyerah. Keren! Saya juga tau app AD dari Bli Monez. Makasih udah share cerita beli AD pake Jenius. Semoga saya bisa segera nyusul beli appnya 😁🙏✨
ReplyDeleteAamiin... semoga niat baik bisa tercapai, Kak. Yang penting kita tetap semangat dalam berkarya. 😁🙏
Delete