Type something and hit enter

author photo
Oleh On
Posisi Sejarah dan Ilmu Sosial pada Metodologi
Ilustrasi: Sejarah & Ilmu Sosial - Kholil Media
Ilustrasi: Sejarah & Ilmu Sosial - Kholil Media
People vector created by freepik 
1.    Letak tulisan “The Phenomenon of Social Organization” dalam metodologi
The Phenomenon of Social Organization” menjelaskan mengenai proses dalam interaksi antara manusia satu dengan lainnya dalam organisasi sosial. Organisasi sosial melingkupi seluruh bagian dari kehidupan manusia. Semua manusia di dunia saling berinteraksi satu sama lain setiap harinya, interaksi yang terjadi menyebabkan munculnya sebuah hubungan sosial yang berkelanjutan, yang kemudian muncul keluarga, kelompok, asosiasi, komunitas yang terdiri dari jutaan masyarakat sebagai perwujudan peradaban manusia. Atas dasar itulah organisasi sosial merupakan suatu realitas yang teratur dan memberi makna dalam kehidupan sosial manusia. 

Proses organisasi sosial setidaknya melibatkan dua orang yang berinteraksi. Melalui interaksi dan komunikasi, timbul suatu hubungan sosial yang kemudian memunculkan suatu tatanan sosial. Mereka saling berinteraksi dan melakukan pertukaran ide serta gagasan. Maka organisasi sosial adalah proses menggabungkan peran-peran sosial kedalam hubungan sosial yang tertata, yang dipenuhi dengan ide-ide budaya. 

Pada proses merespon keberadaan organisasi sosial, terdapat beberapa analisis yang memberikan sudut pandang yang berbeda, yaitu organik, psikologi, sosial, dan budaya. Sudut pandang organik berbicara dan berfokus pada kehidupan manusia secara fisik atau biologis, bahwa individu dipandang sebagai sebuah organisme (biologi, farmasi, farmakologi, antropologi fisik). Berbeda dengan sudut pandang psikologi yang berfokus pada mental dan karakteristik hidup manusia, bahwa individu dilihat dalam kepribadiannya (psikologi dan psikoanalisis). Kemudian, sudut pandang sosial menekankan pada aspek kehidupan manusia yang interpersonal, bahwa individu sebagai bagian atau anggota dari suatu hubungan sosial (sosiologi, ekonomi, ilmu politik, antropologi). Terkahir, sudut pandang budaya menekankan pada makna simbolik dalam kehidupan manusia, bahwa individu sebagai pembawa suatu ide, gagasan, dan nilai (filosofi, linguistik, etnologi, hukum dan literatur).

Keempat tipe analisis ini mempelajari tentang realitas dunia yang didalamnya terdapat kehidupan sosial yang diperankan oleh manusia. Dengan analisisnya masing-masing, mereka memberikan penjelasan sesuai dengan bidang penekanan atau sudut pandangnya. Namun ada suatu poin penting yang menjelaskan ilmu sosial. Semua disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, politik, antropologi, mereka merupakan satu sudut pandang analisis. Kesemuanya itu fokus pada penekanan untuk menjelaskan dan menguraikan suatu hubungan sosial, apapun bidang keilmuannya.
Sejarah dan ilmu sosial sama-sama menempatkan manusia sebagai subjeknya.
Tulisan tersebut memberikan penjelasan secara tidak langsung melalui contoh bahwa dalam melakukan penelitian, terutama penelitian sosial yang mengkaji kehidupan manusia, tidak bisa hanya dengan satu disiplin ilmu. Satu disiplin ilmu bisa melakukan pendekatan menggunakan teori atau konsep ilmu lainnya sebagai analisis. Analisis yang dilakukan bisa memberikan penjelasan baru mengenai topik tertentu. Proses tersebut dikenal sebagai metodologi.

2.    Posisi sejarah dalam tulisan “The Phenomenon of Social Organization” kaitannya dengan ilmu sosial
Sejarah memosisikan manusia sebagai subjeknya, sehingga dalam penulisannya berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Hal itu menyebabkan sejarah tidak dapat diidentifikasi dengan tingkat analisis tertentu. Pada dasarnya, sejarah menggambarkan suatu proses peristiwa masa lalu yang spesifik, yang dapat diterapkan dalam bidang apapun, mulai filsafat, politik, hingga kepribadian. Keterkaitan dengan tulisan “The Phenomenon of Social Organization”, teori dan metodologi merupakan bagian dari penulisan sejarah, apabila penulisan sejarah tidak semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian, tetapi bermaksud menerangkan dan menjelaskan kejadian itu dengan mengkaji sebab-sebabnya, kondisi lingkungannya, dan konteks sosio-kulturalnya. Sehingga penulisan sejarah menjadi sebuah analisis mendalam tantang faktor-faktor kausal, kondisional, kontekstual, serta unsur-unsur yang menjadi komponen dan eksponen dari proses sejarah yang dikaji.

Proses kajian sejarah memerlukan alat-alat untuk mendukung analisis kajian tersebut yang relevan. Pada proses inilah metodologi berperan dalam penulisan sejarah. Metodologi juga disebut sedengan pendekatan. Artinya, penjelasan tentang peristiwa di masa lampau tergantung pada pendekatan apa yang dipakai, dari segi mana sudut pandang yang digunakan, dimensi mana yang diperhatikan, unsur apa yang diungkapkan, dan sebagainya. Sejarah sebagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia memerlukan disiplin ilmu lainnya, terutama ilmu sosial, untuk mendukung dan mempermudah penulisan sejarah itu sendiri.  Sejarah tidak berbicara tentang identifikasi tingkat analisis dari disiplin ilmu tertentu, berbagai disiplin ilmu dapat dipakai sebagai pendekatan dalam penulisan sejarah.

Posisi sejarah dengan ilmu sosial lainnya adalah saling melengkapi dan memberikan manfaat. Manfaat sejarah bagi ilmu sosial adalah memberikan informasi detail. Proses yang ada pada peristiwa sejarah menyumbangkan teori pada ilmu sosial. Sedangkan manfaat teori dan konsep dalam ilmu sosial pada sejarah berkaitan erat dengan metodologi. Teori dan konsep akan membantu dalam penelitian sejarah. Teori memiliki kerangka sehingga bisa memandu penelitian sejarah, terutama dalam pencarian data agar lebih terfokus.

0 komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun