Type something and hit enter

author photo
Oleh On
Juara 3 Ling Art Essay Competition (LAEC) 2018, FBS UNNES


PESAWAT: Pondok Pesantren Impian Berbasis Adiwiyata Mandiri
Menuju Indonesia Emas 2045
Ginanjar Dwi Cahyanto, Khaolil Mudlaafar
Logo LAEC
Logo LAEC
Populasi penduduk Indonesia menempati peringkat keempat di dunia, setelah Tiongkok, India dan Amerika. Berdasarkan distribusi wilayahnya penduduk Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79%) tinggal di daerah perkotaan dan 119.321.070 jiwa (50,21%) tinggal di daerah pedesaan. Disisi lain masyarakat internasional mengenal Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Sebanyak 207.176.162 jiwa (81,7%) penduduk Indonesia memeluk agama Islam. Kondisi tersebut memberikan pengaruh terhadap kehidupan Indonesia dari segala aspek, salah satunya adalah pendidikan.

Pondok pesantren merupakan hasil pengaruh Islam di Indonesia dalam aspek pendidikan. Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan pendidikan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan narasi sejarah yang ada diketahui bahwa Islam berkembang di Indonesia salah satunya melalui jalur pendidikan, kegiatan pendidikan agama di Nusantara (sebutan Indonesia saat itu) telah dimulai sejak tahun 1596. Bentuk pendidikan itu sampai saat ini dikenal dengan sebutan pondok pesantren.

Kehidupan di pesantren tidak lepas dari gaya hidupnya yang menghubungkan kerja dan pendidikan serta membina lingkungan sekitar berdasarkan budaya sosial. Pesantren mampu menyesuaikan diri dengan perbedaan bentuk dan keberagaman kegiatan pada masyarakat. Tujuan didirikannya pesantren tidak lepas dari pembentukan sistem pendidikan yang terpelajar bagi para santri dalam bidang ilmu agama dan ilmu sains (pengetahuan umum).

Pesantren merupakan pusat pendidikan karakter dan penanaman nilai-nilai Islam bagi para santri yang tidak lepas dari berbagai permasalahan yang ada. Masuknya globalisasi beberapa tahun terakhir ternyata membuat perubahan perilaku para santri. Santri cenderung mengikuti budaya dari luar yang dianggap sebagai gaya hidup yang modern. Perubahan perilaku tersebut menjadikan prinsip-prinsip dari sistem pendidikan yang diajarkan pesantren tergeser. Hasilnya banyak santri yang melakukan berbagai tindakan melanggar aturan yang sudah diberikan pesantren.

Disisi lain, gaya hidup yang modern membuat kesehatan para santri terancam. Lingkungan kotor dibarengi dengan kurang pedulinya santri akan menjaga kebersihan lingkungan membuat timbulnya berbagai penyakit yang dialami santri. Permasalahan kesehatan yang sering terjadi di lingkungan pesantren adalah penyakit kulit. Penyakit kulit biasanya dianggap sepele oleh sebagian penderita dan mengabaikannya, tetapi beberapa penyakit kulit justru bisa berdampak pada gangguan aktivitas sehari-hari dan gangguan psikologis sehingga mempengaruhi kualitas hidupnya. Pengukuran kualitas hidup pada penyakit kulit ternyata lebih mempengaruhi dibandingkan penyakit lain yang kronis sistemik ataupun penyakit yang tidak bisa disembuhkan, seseorang lebih merasa tidak percaya diri jika menderita penyakit kulit.

Seperti pada penelitian Purwanto (2016) yang meneliti penyakit kulit skabies di Pesantren Al-Muayyad Surakarta dari jumlah sampel sebanyak 74 orang, santri yang menderita skabies sebanyak 41,8% dan yang tidak menderita skabies 58,1%. Penelitian itu juga memberikan hasil bahwa terdapat hubungan penyakit skabies dengan tingkat kualitas hidup santri. Hal itu merupakan sebuah ancaman dan kendala yang harus diperhatikan oleh para santri dalam proses belajarnya di pesantren agar nilai-nilai yang sudah diajarkan tidak hilang.


Berbagai permasalahan yang ada pada santri merupakan tantangan bagi pesantren untuk segera menyelesaikannya. Padahal pesantren sebagai lembaga keagamaan telah menjadi bagian sosiokultural masyarakat dan memiliki peluang sebagai salah satu penggerak pembangunan. Pondok pesantren berbasis adiwiyata atau bisa disebut “Pesantren Adiwiyata (Pesawat)” dapat menjadi alternatif solusi untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami para santri. Perkembangan sistem pembelajaran yang didasarkan atas pembentukan karakter dan pelestarian lingkungan hidup ini merupakan salah satu pengembangan kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia.

Konsep Pesawat dan Indonesia Emas 2045
Pada tahun 2045 Indonesia memasuki usia seratus tahun sebagai negara yang merdeka. Banyak pihak yang menyiapkan dengan baik karena usia tersebut merupakan usia emas bagi sebuah negara. Sri Mulyani menyatakan ada empat hal yang harus disiapkan menuju 2045, yaitu pertama kualitas manusianya, kedua infrastruktur, ketiga kualitas kelembagaan agar profesional dan tidak korup, dan keempat adalah kebijakan pemerintah.

Disisi lain pada periode itu Indonesia diperkirakan mengalami bonus demografi, yaitu jumlah usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70% sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun). Pemerintah Indonesia memahami fenomena tersebut, terbukti dengan berbagai kebijakan yang telah dibuat mencakup empat hal yang telah disebutkan oleh Sri Mulyani. Salah satu upaya yang dibuat adalah dengan adanya Program Adiwiyata melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Program tersebut menyasar lembaga sekolah serta siswa usia sekolah dasar sampai menengah atas sederajat. Sasaran tersebut tidak lain karena pada usia itu merupakan generasi muda yang akan membawa nasib Indonesia mendatang, utamanya pada tahun 2045 saat Indonesia berada di usia emas seratus tahun kemerdekaannya.

Akan tetapi kebijakan tersebut belum bisa mencakup semua pihak. Hal itu disebabkan Program Adiwiyata hanya menyasar generasi muda yang sedang menempuh pendidikan di sekolah formal, akan tetapi tidak menyasar generasi muda yang sedang menempuh pendidikan non-formal.9 Pondok pesantren (lembaga pendidikan) dan santri (sebutan bagi peserta didiknya) menjadi pihak yang terlewatkan Program Adiwiyata. Padahal jumlah pesantren di Indonesia mencapai 25.938 dengan jumlah santri mencapai 3.962.700 orang santri.10 Santri di pondok pesantren termasuk generasi muda karena mayoritas berada di kisaran usia 11-25 tahun.
Gambar 1. Persebaran Pondok Pesantren di Indonesia
Gambar 1. Persebaran Pondok Pesantren di Indonesia
Sumber: http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/pdpp/
Potensi pesantren sebagai wadah penanaman ilmu pengetahuan dan nilainilai pembentukan karakter bagi generasi muda menjadikan pengembangan sistem pembelajaran dapat didesain dengan sebaik mungkin. Lahirnya UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap pondok pesantren dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk memaksimalkan kondisi tersebut, maka Program Adiwiyata bisa diterapkan untuk pendidikan pesantren yang notabene merupakan pendidikan nonformal namun menjadi sarana generasi muda dalam menempuh pendidikan.

Konsep penerapan Program Adiwiyata di lingkungan pesantren tertuang dalam Pesantren Adiwiyata (Pesawat). Pesawat menyasar pesantren dengan tipologi salafiyah yang mayoritas berada di pedesaan serta pendidikannya murni mengaji kitab kuning. Sebab pondok pesantren dengan tipologi khalafiyah/ashriyah atau kombinasi mayoritas sudah menerapkan pendidikan ilmu sains, sehingga bisa diartikan sudah menyelenggarakan pendidikan formal. Keberadaan pesantren di wilayah pedesaan membuat kedekatan antara elemen pesantren dengan masyarakat sangatlah dekat, hal itu membuat pesantren disebut sebagai basis terbuka bagi masyarakat desa.
Gambar 2.Pondok Pesanten Berdasarkan Tipe TP. 2011-2012
Gambar 2.Pondok Pesanten Berdasarkan Tipe TP. 2011-2012
Sumber: Statistik Pendidikan Islam Tahun Ajaran 2011-2012
Pesantren Adiwiyata (Pesawat) berdasar atas program lingkungan hidup akan dapat memberikan alternatif pada pondok pesantren dalam mengembangkan potensi yang ada di pesantren. Selain itu, diadakannya Pesawat pada pesantren bertujuan agar para santri dapat mengatasi masalahnya sendiri dan lingkungan sekitar pondok pesantren tetap lestari. Wujud kemandirian pondok pesantren akan semakin terlihat dengan meningkatnya kualitas intelektual serta terjaganya kesehatan para santri.

Prinsip-prinsip Konsep Pesawat
Program Adiwiyata yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup mempunyai tiga prinsip, yaitu edukatif, partisipatif dan berkelanjutan. Edukatif, prinsip ini mendidik programer Adiwiyata untuk mengedepankan nilainilai pendidikan dan pembangunan karakter peserta didik agar mencintai lingkungan hidup, baik lingkungan dalam sekolah, di rumah dan di masyarakat luas. Partisipatif, komunitas sekolah harus terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran. Partisipatif ini juga merupakan sebuah sikap yang harus dituntujukkan kepada lingkungan sekitar sekolah dari komite sampai pemerintahan setempat, harus dilibatkan, agar pelestarian lingkungan hidup dari sekolah bisa berdampak ke lingkungan sekitar. Berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif/berkesinambungan.
Gambar 3. Bagan Penerapan Pesawat
Gambar 3. Bagan Penerapan Pesawat
Pesawat yang diterapkan mengimplementasikan prinsip-prinsip yang sudah ada pada Program Adiwiyata yang diterapkan dan dikembangkan sesuai kondisi di lingkungan pesantren. Pesawat mengandung beberapa prinsip, yaitu edukasi, kreativitas, entrepreneurship dan berkelanjutan. Prinsip kreativitas dan entrepreneurship yang dikembangkan oleh Pesawat merupakan bentuk realisasi dari prinsip partisipatif pada Program Adiwiyata oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

Pertama adalah prinsip edukasi yang memberikan para santri pendidikan dan pembangunan karakter agar mencintai lingkungan hidup. Santri akan dibekali pengetahuan tentang tahapan dalam melestarikan lingkungan sehingga lingkungan pesantren bersih dan kesehatan santri terjaga. Hal ini juga berdampak pada pembentukan karakter santri untuk lebih mencintai lingkungan dan kesehatan pada dirinya sendiri. Banyaknya masalah kesehatan dalam pesantren membuat prinsip edukasi ini sangat penting karena sangat bermanfaat bagi para santri. Perubahan karakter pada diri santri yang semula tidak peduli pada lingkungan karena masuknya budaya luar menjadikan kembalinya karakter santri menjadi generasi yang mencintai lingkungan dan peduli terhadap kebersihan dalam diri dengan menerapkan nilai-nilai agama. Selain itu adanya pendidikan tentang kesehatan bagi santri di lingkungan pesantren memberikan dampak yang evektif bagi kehidupan santri dan proses pengajaran di pesantren.


Kedua adalah prinsip kreativitas yang menuntut para santri untuk berkreasi dalam memanfaatkan limbah yang ada di wilayah pesantren. Masalah limbah yang beredar di lingkungan pesantren menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan santri. Limbah tersebut dapat didaur ulang dan dimanfaatkan sebagai produk jadi yang berguna bagi kehidupan. Daur ulang juga mempertimbangkan bentuk dan asal dari limbah tersebut. Limbah organik yang bersumber dari sisa makanan, daun kering yang jatuh dari pohon dan kotoran binatang dapat didaur ulang menjadi pupuk agar tidak mencemari lingkungan dan dapat dapat bermanfaat bagi tanaman. Sedangkan limbah anorganik yang bersumber dari pecahan kaca dan plastik yang dibuang begitu saja dapat didaur ulang menjadi bahan kerajinan dan media tanam bagi tanaman. Pemilihan limbah organik dan anorganik juga menggunakan limbah yang didaur ulang menjadi tempat sampah.

Ketiga adalah prinsip entrepreneurship yang memberikan bekal para santri dalam kemampuan berwirausaha sebagai wirausahawan muda yang dapat bermanfaat bagi orang lain. Selain memanfaatkan limbah di lingkungan pesantren, santri juga mengumpulkan limbah yang berasal dari masyarakat sekitar pesantren. Masyarakat menjadi terbantu dengan adanya Pesawat yang menjaga kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan limbah. Limbah yang didapatkan kemudian dikemas menjadi produk jadi yang selanjutnya dipasarkan melalui sosial media dengan memanfaatkan teknologi informasi di era modern saat ini. Pengetahuan santri terhadap perkembangan internet melalui sosial media dapat membantu proses pemasaran produk yang dibuat sendiri oleh santri dari limbah. Disisi lain santri dibekali pengetahuan untuk menjadi wirausaha muda sehingga jiwa wirausaha muda akan terbentuk melalui proses itu.

Keempat adalah prinsip berkelanjutan yang dapat memberikan lingkungan di wilayah pesantren tetap terjaga kelestariannya dan mengatasi masalah kesehatan para santri. Implementasi Pesawat dapat berdampak pada keadaan lingkungan sekitar pesantren yang semula kotor menjadi bersih dan terawat. Hal itu akan membuat santri merasa nyaman untuk belajar, menuntut ilmu dan menghafal kitab suci al-Quran serta tidak lagi khawatir terhadap kesehatan. Prinsip-prinsip tersebut memberikan pernyataan bahwa Pesawat sangat penting untuk diterapkan di kehidupan pesantren. Terciptanya pesantren dengan suasana yang kondusif menjadikan nilai-nilai yang ditanamkan tersampaikan kepada santri yang selanjutnya menjadi paham dan mengerti akan kondisi sekitar mereka.

Pesawat sangat erat hubungannya dengan bidang pertanian yang identik dengan pedesaan. Istilah santri yang kental dengan masyarakat perdesaan dirasa akan dapat mudah diterima dengan baik dan selanjutnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan pondok pesantren melalui Pesawat dilakukan dengan konsep pertanian yang berkelanjutan. Konsep pertanian yang berkelanjutan memiliki dasar program adiwiyata dengan menjaga kelestarian lingkungan. Pesawat memberikan suatu konsep pertanian berkelanjutan dengan memperhatikan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Lingkungan pesantren akan diperindah dengan konsep pertanian berkelanjutan ini karena bersinergi dengan pemanfaatan limbah.

Penanaman sayuran di wilayah pesantren dengan mengaplikasikan konsep rumah pangan lestari menjadikan langkah dari jangka pendek pertanian berkelanjutan. Media tanam yang digunakan dalam penanaman sayuran menggunakan produk jadi yang bersumber dari limbah anorganik. Pupuk yang digunakan dalam penyuburan tanah menggunakan pupuk kompos yang bersumber dari pengolahan sisa makanan dan daun kering. Proses jangka pendek ini dapat dinikmati hasilnya oleh seluruh elemen pesantren untuk diolah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi pada kegiatan didalam maupun diluar pesantren.

Budidaya ternak ayam di wilayah pesantren menjadikan langkah dari jangka menengah pertanian berkelanjutan. Budidaya ternak ayam dapat dimanfaatkan daging dan telur serta kotorannya. Telur ayam dapat dipasarkan melalui sosial media sementara kotoran ayam yang dihasilkan dapat diolah menjadi pupuk dan dikemas untuk digunakan pada tanaman ataupun dipasarkan. Penataan tempat untuk kandang ayam berada di luar wilayah dari pesantren agar tidak menyebabkan pencemaran terhadap kotoran yang ada.

Penanaman tanaman tahunan yang berupa kopi dan cokelat di wilayah pesantren menjadikan langkah dari jangka panjang pertanian berkelanjutan. Kopi dan cokelat dipilih karena kopi sebagai minuman favorit santri, sedangkan cokelat dipilih karena minuman favorit pemuda. Tanaman tahunan yang membutuhkan waktu cukup lama untuk berbuah menjadikan hasil yang dinikmati tidak dapat langsung dikonsumsi, namun hasil yang lebih menguntungkan ini dapat diproduksi sendiri oleh elemen pesantren sehingga dapat dinikmati dalam jangka panjang dan menjadi aset pesantren.

Penerapan Pesawat di lingkungan pesantren pedesaan bisa didukung oleh Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) oleh Kementerian Pertanian (Kementan). Program Bekerja merupakan upaya Kementan untuk mengentaskan kemiskinan di tanah air berbasis pertanian dengan tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang. Keberadaan program ini membuat santri bisa berperan bagi desa di lingkungan pesantrennya dengan mengembangkan bidang pertanian masyarakat. Bekerja bisa dijadikan sebagai salah satu pendanaan bagi Pesawat yang dikembangkan bersama masyarakat desa setempat dengan santri berdasarkan alokasi desa.

***

Pesawat merupakan sebuah pesantren yang didalamnya terdapat program adiwiyata dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan di wilayah pesantren. Program adiwiyata yang ditawarkan memadukan bidang pendidikan, ekonomi dan pertanian serta lingkungan hidup untuk mencapai kondisi lingkungan yang bersih sehingga tercipta suasana yang nyaman bagi seluruh elemen pesantren. Selain itu prinsip edukasi, entrepreneurship, kreativitas dan berkelanjutan memberikan santri dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dan membentuk karakter santri dengan baik. Pesawat merupakan sebuah pesantren impian yang mempunyai tujuan untuk membentuk kemandirian generasi muda sehingga dapat bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama didasarkan atas ilmu pengetahuan. Terciptanya lembaga pendidikan yang berkualitas akan mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Referensi
Anonim. (2018, 24 Mei). “Program BEKERJA Sasar 14 Ribu Rumah Tangga di Lumajang”. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Dari http://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3214.

Amin, Kamarudin. 2012. Statistik Pendidikan Islam Tahun Ajaran 2011-2012. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Dhofier, Zamakhsyari. 2011. Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Hartawan, Tony. 2011. “Penduduk Indonesia Masuk Peringkat 4 Dunia”. Tempo, 14 April, 2011.

Fitriyani, Nabilah. 2017. Efektivitas Pendidikan Kesehatan Tentang Skabies Terhadap Pengetahuan Santri Pesantren Ashiddiqiyah Jakarta. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Na’im, Achsan dan Hendry Syaputra. 2010. Katalog BPS: 2102032. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata

Purbaya, Angling Adhitya. (2018, 9 April). “Sri Mulyani Bicara 4 Syarat Indonesia Emas 2045, Apa Saja?”. Detik Finance. Dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3961806/sri-mulyani-bicara-4-syarat-indonesia-emas-2045-apa-saja.

Purwanto, Naufal Faruq. 2016. Hubungan Antara Penyakit Skabies dengan Tingkat Kualitas Hidup Santri di Pondok Pesantren Al-Muayyad. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yuliati., Rizkia. (2017, 21 November). “Generasi Emas Produktif, Indonesia Siap di Tahun 2045”. Good News From Indonesia. Dari https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/11/21/indonesia-bisa-lahirkan-generasi-emas-bukan-micin.

Dokumentasi
Penganugerahan Juara LAEC 2018
Penganugerahan Juara LAEC 2018

0 komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun