Type something and hit enter

author photo
Oleh On
Analisis Koran:
Donald Trump Sang Calon Presiden Amerika,
dari Skandal hingga Penarikan Dukungan Untuknya

       Akhir-akhir ini memang banyak kita dengar dan lihat berita tentang pemilihan presiden di Negara Amerika Serikat (USA). Meski kita ini di Indonesia, bukan di negeri dengan julukan “Paman Sam” itu. Namun sebagai negara adidaya, maka Amerika menunjukkan taringnya kepada seluruh dunia bahwa dia mampu membuat “ramai” dunia internasional, meskipun soal kehidupan perpolitikannya. Sejatinya kehidupan politik dari suatu bangsa adalah menjadi urusan bangsa itu sendiri, bukan menjadi campur tangan bangsa lain. Namun agaknya tersirat bahwa mengapa setiap menjelang Pilpres USA selalu ramai, itu sebagi simbol bahwa politik di USA bisa memengaruhi pula bagi politik dunia internasional.
       Pilpres USA yang dilaksanakan pada tanggal delapan November 2016 mendatang, memunculkan dua calon kuat yang akan bersaing memimpinn kedudukan di Gedung Putih. Dua calon tersebut adalah seorang laki-laki dengan segudang usahanya, Donald Trump, dan seorang perempuan mantan first lady di USA, yaitu Hillary Clinton. Namun persaingan antar keduanya selalu menimbulkan isu-isu negatif yang dilontarkan calon kepada lawannya. Namun diantara kedua calon presiden tersebut, Donald Trump-lah yang banyak diterpa isu miring, karena tindakan maupun skandal yang pernah dilakukannya. Berita itu banyak ditampilkan baik melalui media cetak maupun media elektronik.
       Dari berita-berita yang ada, tentu kita sebagai kaum terpelajar tidak bisa menelan mentah begitu saja. Kita perlu menelusuri apakah sumber media tersebut terpercaya, narasumbernya kompeten, dan sebagainya. Untuk itu penulis menganalisis media cetak surat kabar berupa koran dari berbagai sumber dan waktu yang berbeda. Yang membahas hal yang sama yaitu tentang salah satu Calon Presiden USA, Donald Trump. Hal tersebut dilakukan agar penulis bisa mengetahui keabsahan sebuah isu berita yang beredar dimasyarakat. Berikut akan dipaparkan hasil analisis dari beberapa koran oleh penulis.
       Waktu semakin mendekati tanggal delapan November, dimana pada tanggal tersebut akan terjadi acara akbar bagi dunia perpolitikan Amerika, yaitu pemilihan presidennya. Dimana presiden itu nantinya akan membuat kebijakan-kebijakan baru, yang diharapkan bisa membuat Amerika semakin berkembang pesat dan menguasai dunia. Sehingga dengan kedudukan itu mebuat dua calon presiden semakin beradu dalam segala hal.
       Kedua calon presiden yaitu Hillary Clinton dan Donald Trump tidak hanya beradu strategi namun juga saling jegal. Misalnya yaitu tudingan dari kubu Hillary Clinton yang menyasar kepada Donald Trump. Hillary Clinton yang diusung oleh Partai Demokrat menuding bahwa Donald Trum telah melakukan pelanggaran hukum demi kelancaran bisnisnya. Donald Trump telah dianggap menentang kebijakan luar negeri Amerika dengan tetap menjalankan bisnisnya di Kuba. Dimana Kuba merupakan “musuh bebuyutan” Amerika karena berbeda ideologi dan pemahaman politiknya.
       Sebenarnya dugaan tersebut sudah lama, namun Donald Trump selalu mengelak apabila dimintai keterangan. Donald Trump melakukan pengembangan perusahaan di Kuba, padahal saat itu Amerika sedang melaksanakan embargo terhadap Kuba. Padahal dengan embargo, maka Amerika melarang perusahaan atau individu yang melakukan kerjasama dengan Kuba. Trump terlibat langsung dalam pelaksanaan bisnis illegal tersebut. Sehingga banyak pihak yang menilai bahwa Trump adalah tipe orang yang mengutamakan bisnis sebagai kepentingan pribadi diatas segalanya. Partai Demokrat menuntuk Trump untuk bisa memberikan klarifikasi secara rinci dengan adanya peristiwa tersebut.
       Skandal lain yang dilakukan Donald Trump adalah penyuapan terhadap jaksa. Dia diduga menyumbangkan sejumlah dana untuk kampanye jaksa agung. Pemberian dana tersebut dilakukan saat jaksa agung tengan menyelidiki permasalahan yang menyangkut perusahaan milik Donald Trump.
       Bahkan media massa terkenal di Negeri Paman Sam tersebut menyajikan data dan catatan, dimana dalam catatan itu menunjukkan bahwa Trump, keluarga, serta kroni-kroninya telah memberikan sumbangan dana kepada jaksa agung di New York sejak tahun 1980-an. Ada beberapa nama yang telah mencuat diberikan sumbangan dana oleh Trump. Salah satu nama yang muncul yaitu Eric Schneiderman, yang merupakan seorang Demokrat yang bulan lalu melakukan penyelidikan terhadap yayasan amal Donald J. Trump Foundation.
       Media itu juga menyebutkan bahwa Trump kerap memberikan sumbangan dana di saat perusahaan yang dimilikinya sedang terlibat dalam suatu kasus. Dengan adanya kasus itu pihak Trump maupun dari jurubicaranya serta tim kampanyenya belum memberikan konfirmasi sedikitpun. Namun dalam salah satu kampanyenya, Trump pernah berujar bahwa sebagai pejabat dirinya seringkali memberikan sumbangan dana kepada politikus. Dia menilai sumbangan itu adalah hal yang wajar karena kedudukannya sebagai pengusaha. Malah dia menuduh balik rivalnya, yaitu Hillary Clinton, terlibat dalam sistem dan jaringan korupsi besar di Amerika.
       Donald Trum telah memberikan dana sekitar 140.000 dolar AS kepada puluhan orang, baik yang telah menjabat sebagai jaksa agung ataupun yang sedang memperebutkan posisi tersebut. Terhitung mulai tahun 2001 sampai dengan hitungan tahun 2014. Dana tersebut juga belum terkonfirmasi apakah diambil dari yayasan amal Donald J. Trump Foundation ataukah bukan. Salah satu nama lainnya yang cukup terkenal terlibat kasus ini adalah Pam Bondi, yang notabene merupakan kader dari Partai Republik saat melakukan penyelidikan kasus pada Trump University.
       Skandal yang paling menghebohkan adalah munculnya rekaman video beberapa tahun lalu, yang menunjukkan perkataan mesum serta dinilai melecehkan kaum perempuan. Video tersebut diambil pada tahun 2005. Perkataan yang dianggap melecehkan kaum perempuan adalah bahwa ia akan menikahi perempuan yang sudah menikah dan mempunyai suami. Dalam rekaman itu Trump mengatakan bahwa ia sangat suka dengan perempuan-perempuan cantik. Dia berujar bahwa apabila seorang bintang atau pengusaha sukses ingin melakukan sesuatu, termasuk menikahi seorang perempuan yang sudah menikah, maka orang-orang tidak akan memprotes. Dengan dalih jabatan, kekuasaan, ketenaran, maupun kekayaan.
       Dengan mencuatnya rekaman tersebut, Trump mendapatkan kecaman dari segala pihak, termasuk dari elite partai yang mengusungnya. Seperti juru bicara kongres Partai Republik, Paul Ryan, mengatakan bahwa komentar yang dilontarkan Trump terhadap perempuan itu menjijikkan. Bahkan Ryan tidak mau untuk menemani Trump saat berkampanye di Wiconsin. Ryan berharap bahwa Trump bisa menyadari situasi yang ada saat ini, dimana Trump harus menaruh respek pada perempuan, bukan malah merendahkan derajatnya.
       Ketua Komite Nasional Partai Republik, Reince Preibu, mengatakan bahwa tak seorangpun perempuan boleh diperlakukan buruk. Bahkan pemimpin mayoritas senat, Mitch McConnel, mengatakan komentar Trump dalam rekaman itu sangat buruk. Trump dinilai harus meminta maaf kepada seluruh perempuan dan anak perempuan dimanapun berada.
       Melihat respons seperti itu, ahli strategi Partai Republik, Ron Bonjean, mengatakan, rekaman ini memang mengancam dan bahkan bisa mengakhiri langkah Trump, sebab para perempuan pasti marah. Padahal pemilu akan dilaksanakan sebentar lagi. Kecuali apabila mereka tak peduli dengan rekaman itu, dan rekaman itu dilakukan sebagai trik politik untuk menjatuhkan Donald Trump.
       Penasihat Presiden Barack Obama, David Axelord, mengatakan komentar negatif Trump kemarin tak bisa menghancurkan para pendukungnya. Namun dengan rekaman video perkataan mesum telah membuat Trump tamat riwayatnya. Namun dari Trump sendiri mengatakan, bahwa setelah video tersebut mencuat hanya dijadikan distract dari isu-isu penting yang dihadapi pada masa kampanye.
       Trum mengatakan kalau video tersebut tidak memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya. Siapapaun orang yang mengenalnya sudah paham sifat dirinya. Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Paul Simon Public Policy Institute, David Yepsen, mengatakan Trump dikenal dengan gaya bicaranya yang tidak biasa. Namun rekaman perkataan mesum itu tetap saja tidak disukai perempuan. Dia mengungkapkan sebelumnya tidak pernah ada kampanye presiden seburuk yang dilakukan Trump. Ron Bonjean bahkan sampai mengatakan bahwa kasus ini merupakan game over bagi Trump. Kecuali jika memang pemilih tidak begitu memperhatikan hal itu.
       Dengan berbagai skandal dan kasus yang dilakukan Trum, bahkan beberapa jam sebelum debat lanjutan antarcalon presiden Amerika. Trump kehilangan banyak sekali dukungannya. Karena banyak tokoh dan elite politik Partai Republik yang mencabut dukungannya kepada Trump. Sebanyak  tiga puluh enam tokoh telah mencabut dukungan serentak kepada Trump, termasuk gubernur-gubernur dari berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Dari cawapres Republik menyatakan dia tersinggung dengan perkataan Trump. Bahkan istri Donald Trump sendiri, Melanie, juga merasa sangat sedih dan sakit dengan perkataan dari suaminya.
       Perkembangan ini mendorong sejumlah tokoh Republik untuk menghentikan pencalonan Trump dan menggantinya dengan cawapres Pence. Mereka menuntut Komite Nasional Republik untuk menghentikan dukungan kepada Trump. Namun, Komite Nasional Republik memilih berdiam diri. komite telah dianggap membela orang yang tidak bisa dibela. Charlie Dent, yang meminta ketua partai Reince Priebus untuk mengganti trump, kalau tidak diganti, maka ketua partai harus mengundurkan diri dari jabatannya.
       Namun, Trump yang cukup terkejut dengan reaksi Partai Republik menyatakan bahwa dirinya tidak akan mundur sampai kapanpun. Karena dia menganggap belum ada orang dari elite partai yang mengusungnya untuk meminta mundur. Jadi Trump tidak akan mundur. Dia mengatakan bahwa dirinya bukan tipe orang yang mudah menyerah. Dia tetap yakin bahwa bisa memenangkan pemilu yang diselenggarakan pada tanggal delapan november.
       Para pemimpin kelompok Evangelis, meski mengecam pernyataan Trump, namun mereka tetap menyatakan mendukung Trump demi mencegah kemenangan Hillary. Karena mereka menganggap bahwa Hillary adalah sosok pemimpin yang akan membuat kebijakan yang mengurangi kebebasan beragama, mempromosikan aborsi, dan membuat negara Amerika tidak aman lagi. Hal itu diungkapkan oleh Gary Bauer yang merupakan pemuka kelompok Evangelis. Kelompok kulit putih Evangelis jumlahnya mencapai dua puluh persen daro populasi di Amerika Serikat dan selama ini menjadi pendukung utama Partai Republik.
       Dari berbagai hal yang telah penulis sampaikan di atas, maka kita bisa mengetahui kondisi perpolitikan Amerika Serikat. Dimana akan ada dua kubu besar yang saling bersaing memperebutkan kursi kepresidenan. Segala cara dilakukan, termasuk pembukaan kejelekan aib dari rivalnya. Dan skandal-skandal tersebut menunjukkan bahwa kedua belah pihak saling menuduh keburukan lawan. Namun skandal yang terus mencuat kepermukaan adalah dari kasus yang melibatkan Donald Trump, yang merupakan calon presiden usungan dari Partai Republik.
       Banyak sekali tuduhan negatif yang dilontarkan sang lawan, yaitu Hillary Clinton. Bahkan dengan kasus tersebut, telah membuat Doald Trump kehilangan dukungan baik dari luar maupun dari internal partai yang mengusungnya. Sehingga suara dukungan untuk Donald Trump turun drastis. Namun dengan berkurangnya dukungan terhadap pencalonan dirinya untuk maju ke kursi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tetap bersikukuh untuk melanjutkan pencalonannya. Dia tidak akan mundur sebelum memang dari pihak elit partainya meminta untuk digantikan. Trump tak gentar dengan isu-isu negatif yang dilontarkan kepadanya. Karena baginya itu merupakan trik politik yang digunakan sang lawan agar jalannya menuju kursi presiden bisa terjegal.

0 komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun