Type something and hit enter

author photo
Oleh On
MENYIAPKAN BANGSA
YANG GEMILANG DITANGAN MAHASISWA
SEBAGAI PEMUDA YANG TERDIDIK
Khaolil Mudlaafar, Ilmu Sejarah

       Mendengar kata pemuda mengarahkan pemikiran kita kepada sosok individu yang mengalami perkembangan secara fisik dan psikis (emosional). Pemuda sendiri didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 15-24 tahun, hal ini berdasarkan hasil dari International Youth Year (IYY) pada tahun 1985. Melihat dari definisi pemuda menurut IYY maka bisa kita lihat bahwa di umur tersebut manusia sedang mengalami masa pembentukan jati dirinya. Umur yang sangat rentan dengan semua hal karena bisa masuk dengan mudah dan mempengaruhi jati diri. Apabila tidak ada pemilihan yang positif maka akan terbentuk pribadi yang memiliki jati diri yang tidak baik.
       Dilihat dari hasil IYY pula maka kita bisa mengetahui bahwa mahasiswa termasuk dalam kelompok pemuda, dimana mereka mengalami peningkatan tahap belajar. Bila dihitung normal maka mayoritas siswa SMA akan lulus pada usia 18 tahun, setelah itu mereka akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sehingga nantinya akan mendapatkan julukan sebagai ‘Mahasiswa’. Pada saat itulah mahasiswa menginjak usia 19 tahun yang merupakan rentang usia pemuda, seperti yang telah diuraikan.
       Dari segi kehidupan sosial mahasiswa memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan dibawah tingkatannya. Dengan itu mahasiswa tentu harus bisa memberikan pengaruh yang baik terhadap bangsanya. Mengingat waktu pembelajaran dan pendidikan yang telah diberikan kepada mereka lebih lama. Misalkan saja saat ada pemilu, mahasiswa tentu yang lebih berpengetahuan bisa menyampaikan kepada masyarakat betapa pentingnya memilih pemimpin dalam pemilu. Mereka menyampaikannya kepada masyarakat awam yang kurang paham dan sadar akan pentingnya pemilu. Sebagai penggerak mahasiswa sudah berperan menjadi pemuda yang bisa berbagi wawasan tentang kehidupan bernegara, tentu hal ini sudah sangat berpengaruh dalam kehidupan sebagai warga negara yang baik. Masyarakat bisa menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi membangun bangsanya. Sehingga bangsanya bisa menjadi lebih teratur.
       Dalam segala aspek kehidupan mahasiswa juga diberikan arahan supaya bisa menjaga etika yang baik. Mengingat saat ini lingkungan pendidikan di Indonesia menggunakan sistem pendidikan karakter, tentu dengan arti yang positif. Hal tersebut mengarah kepada pendidikan yang mempunyai kepribadian baik sesuai dengan kepribadian bangsa, yaitu Pancasila. Dengan lebih mendetail karakter di kalangan mahasiswa bisa meliputi pandangan hidup, etika, budi pekerti, moral, serta norma terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan, dan masyarakat. Tentu sebagai mahasiswa dengan porsi ilmu pengetahuan yang banyak karakter sangat diperlukan. Betapa tidak. Mahasiswa sebagai pemuda yang belum sepenuhnya memahami kehidupan, ilmu pengetahuan saja tidaklah cukup. Bila tidak dibarengi dengan akhlak yang baik, ilmu yang mereka dapatkan bisa menghancurkan bangsanya sendiri. Karena jika dilihat dari segi politis, mereka merupakan penerus kepemimpinan di masa mendatang. Apabila mahasiswa salah dalam bertindak bisa saja ilmu dan kepandaiannya digunakan untuk membohongi masyarakat. Mereka melakukan korupsi dengan membodohi rakyatnya sendiri yang tentu sangat merugikan bangsa dan negara. Bahkan apabila tidak memiliki etika dalam ilmu pengetahuan, mereka bisa saja mendewakan diri sendiri dengan tidak mengingat bahwa Tuhan Yang Maha Esalah yang telah menciptakannya. Menjadikan mereka menyalahgunakan keterampilannya untuk membuat senjata yang menimbulkan banyak korban jiwa tanpa belas kasih. Mereka tidak takut dengan adanya dosa yang menantinya kelak. Moral suatu bangsa dinilai dari moral para pemudanya. Apabila pemuda sudah tidak mempunyai karakter, maka sebuah negara bisa kehilangan moral. Apabila sebuah bangsa sudah tidak memiliki moral maka bisa dipastikan sebuah negara akan hancur dan hilang ditelan peradaban. Namun hal sebaliknya, apabila pemuda dalam suatu bangsa menjaga moral dengan baik, maka sebuah bangsa akan mencapai kemajuan dan kejayaannya.
       Etos kerja tinggi perlu ditanamkan dalam diri manusia, terutama para pemuda, termasuk didalamnya adalah mahasiswa. Seperti dalam ungkapan Ir. Soekarno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Ungkapan tersebut mengartikan bahwa pemuda memiliki kelebihan tersendiri, dalam hal ini penulis memandangnya dengan saat manusia tergolong dalam kelompok pemuda, mereka akan berada dalam posisi rasa semangat yang paling puncak. Ketika rasa semangat tersebut diiringi dengan etos kerja, yang terrealisasikan dalam berdisiplin tinggi, ulet, kerja keras, dan gotong royong; maka akan menjadi terarah dan memberikan hasil optimal. Seorang pemuda yang memiliki semangat dalam melakukan penelitian serta ulet dan disiplin dalam menjalankannya, akan lebih berhasil dibandingkan dengan sekelompok orang yang bermalas-malasan untuk mengerjakan sesuatu hal.
       Semangat dan etos kerja akan lebih berhasil apabila dilaksanakan oleh pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) yang baik. Pribadi yang penuh tanggung jawab, bisa memberi contoh yang baik, dan mengayomi bawahannya. Sebagai seorang mahasiswa tentu jiwa kepemimpinan yang baik sudah tertanam, karena pendidikan tidak hanya berupa materi saja namun juga pelaksanaan. Apalagi dalam lingkungan pendidikan tinggi mereka sudah dilatih memiliki jiwa kepemimpinan yang tertuang dalam organisasi dan unit kegiatan mahasiswa dengan jumlah tidak sedikit. Seperti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), baik tingkat fakultas maupun universitas, melatih kepribadian untuk bisa membuat serta melaksanakan suatu kebijakan yang baik dan teratur dengan kesungguhan & kedisplinan, maka kebijakan tersebut akan memberikan hasil yang bermanfaat bagi lingkup kampus. Tentu peluang ini harus dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia agar bisa memberikan porsi yang besar kepada para mahasiswa untuk menjadi pemimpin. Karena kemampuan tanpa ada kesempatan untuk melaksanakan akan menjadi sia-sia. Dengan diberikannya kesempatan maka kemampuan mahasiswa untuk memimpin bangsa akan terlaksana dengan baik, sehingga pembangunan menuju arah kemajuan dalam segala aspek suatu bangsa bisa dicapai. Tentu apabila suatu bangsa berhasil memperoleh kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, maka bisa dipastikan bangsa dan negara tersebut menjadi bangsa yang gemilang dan membawa masyarakatnya menjadi sejahtera.
       Dengan demikian maka kita bisa menyimpulkan bahwa pendidikan dan arahan kepada pemuda sangat diperlukan. Hal ini bisa menjadi persiapan pembangunan bangsa, mengingat para pemudalah yang akan meneruskan untuk memimpin bangsa ini. Mahasiswa yang merupakan seorang pemuda dengan kesempatan memperoleh pendidikan lebih banyak, tentu harus bisa menjadi pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan serta terarah dalam bersikap dan bertindak. Karena bila tindakan tidak diiringi oleh sikap yang baik maka perbuatan akan menjadi nihil dengan arah yang salah. Bangsa ini juga perlu memberi kesempatan yang luas untuk para mahasiswa dalam membawa arah kegemilangan dan kejayaan bangsanya.



DAFTAR PUSTAKA

Fadsh, Munasyaroh, Kajian Pustaka Generasi Muda, (Generasi Indonesia, 2015) http://munasyaroh.blogspot.com/2015/09/kajian-pustaka-generasi-muda.html diakses pada 12 Agustus 2016 pukul 20.45 WIB
Maharani, Ardini, 17 Quote Soekarno yang Bikin Api Semangat Kemerdekaan Berkobar, (Bintang.com, 2015) http://www.bintang.com/lifestyle/read/2295420/17-quote-soekarno-yang-bikin-api-semangat-kemerdekaan-berkobar diakses pada 13 Agustus 2016 pukul 19.20 WIB
Malau, Judika, Pengertian Etos Kerja, (Putra-putri Indonesia.com, 2014) http://www.putra-putri-indonesia.com/pengertian-etos-kerja.html diakses pada 14 Agustus 2016 pukul 06.30 WIB

0 komentar

Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun