Finalis National Essay Competition SEF 2016, BEM UNS
Sikap Kritis Pemuda dalam
Menghadapi Tantangan Global
Saat ini kita sudah memasuki
era globalisasi, dimana semua aspek kehidupan mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Mulai dari teknologi komunikasi yang sudah tidak mengenal batasan tempat
dan waktu. Ekonomi antar negara yang sudah menjadi pasar bebas. Sampai
teknologi persenjataan yang semakin beragam. Seseorang bisa melihat lawan yang
diajak berkomunikasi dengan jelas meski tidak sedang setempat dengannya. Suatu
kabar beritapun bisa langsung tersebar saat itu juga di seluruh penjuru dunia.
Dengan perkembangan itu pula kebudayaan suatu negeri bisa mengalami penyebaran
mudah ke negeri lainnya. Hal sepele yang dilakukan oleh tokoh dunia juga bisa
menjadi trend setter yang dianut oleh semua orang. Tentu apabila
perkembangan itu ‘ditelan mentah-mentah’ tanpa dilakukan penyaringan dan
tindakan yang bijak, maka akan menyebabkan sesuatu yang negatif.
Globalisasi tersebut juga
menyebabkan pengaruh terhadap sikap pemuda Indonesia. Tidak sedikit pemuda yang
hanya menjadi ‘gelas kosong’ sehingga menerima pengaruh atau efek globalisasi
secara utuh. Mereka seperti terdikte dengan perkembangan zaman, menjadi
pengikut arus kemajuan tanpa berusaha untuk menjadi pemimpinnya. Padahal
seharusnya mereka bisa menghadapi segala tantangan di era global ini. Apalagi
mereka juga sebagai anak bangsa yang merupakan generasi emas bangsa, yang
kedepannya akan memimpin bangsa ini dengan tetap mempertahankan kearifan budaya
Indonesia. Globalisasi tidak harus sama rata sama rasa di setiap aspek, tentu
kekhasan dan keunikan sebagai karakteristik harus dipertahankan. Karena
karakteristik tersebut juga menjadi tumpuan untuk bisa berkembang namun sesuai
dengan kepribadiannya.
Tantangan di era global
tersebut tentunya perlu disikapi dengan bijak. Kita sebagai pemuda bisa
menghadapinya dengan keaktifan, kreativitas, dan keterampilan. Sikap-sikap
tersebut bisa diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Adapun sikap yang bisa diterapkan
menurut pendapat penulis akan dipaparkan di bawah ini.
Berperan dalam menyukseskan
program Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan menjadi wirausahawan kreatif. Dalam segi ekonomi masyarakat
Indonesia sekarang termasuk dari bagian MEA. Dimana
dengan kondisi tersebut Indonesia yang merupakan anggota dari ASEAN, memasuki
pasar bebas dengan adanya MEA tersebut. Kegiatan ekonomi berlangsung sangat
intensif, perdagangan bebas visa dari negara anggota MEA bebas masuk ke
Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia akan bersaing
dalam mempertahankan ekonomi di negara sendiri. Tentu pemuda harus ikut
berperan langsung dalam hal ini. Mereka tidak boleh menutup mata dengan adanya
MEA. Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan cara menumbuhkan jiwa
kewirausahaan. Bisnis dari barang dilakukan dengan kreatif, membuat produk yang
dibutuhkan namun berbeda dari yang lain dan dengan harga murah. Harga murah
bukan berarti murahan dari kualitas produknya. Dari bidang jasa bisa dilakukan
dengan menambah keterampilan dan kemampuan. Pemuda bisa mengikuti pelatihan
atau bahkan sebagai penyelenggaraan pelatihan tersebut. Misalnya dengan adanya
pendidikan dan keterampilan mendesain baju, bordir, membuat pancake, dan
hal lainnya. Dengan keterampilan yang tinggi maka akan semakin menambah nilai
profesional yang dimiliki. Konsumen tidak akan merasa kecewa dengan telah
menggunakan jasa mereka. Bahkan mereka akan terus untuk menggunakan jasa kita
tanpa merasa bosan. Dengan itu berarti kita telah mendapatkan kepercayaan,
karena kepercayaan sangatlah sulit untuk didapatkan. Pemuda juga perlu
menanamkan sikap cinta produk dalam negeri. Dengan cara apabila memang ada
produk sama maka lebih memilih yang asli buatan masyarakat Indonesia. Dengan
tindakan tersebut pemuda telah membantu pedagang, perajin, dan petani Indonesia
tetap bertahan dari persaingan dengan warga negara lain karena MEA. Sehingga
masyarakat Indonesia tidak gulung tikar dan miskin di negaranya sendiri.
Sebaliknya masyarakat semakin makmur dan ekonomi Indonesia-pun meningkat.
Peningkatan keterampilan
berbicara di muka umum atau yang lebih dikenal sebagai public speaking
sangat diperlukan. Bagaimana tidak apabila seseorang berbicara di depan publik
dengan terbata-bata serta sikap yang tidak diperhatikan, maka orang lain akan
memandang bahwa kita kurang bisa diandalkan. Padahal di era global ini
kemampuan bicara sangatlah penting. Karena dengan kemampuan bicara yang baik
bisa digunakan untuk melobi partner kerja, sehingga mereka yang diajak
mau dan tidak ragu lagi untuk bekerja sama dengan kita. Dalam berbicara maka
tidak terlepas dengan yang namanya bahasa. Dengan kata lain apabila kita ingin
menguasai teknik public speaking yang baik, maka kita juga perlu untuk
meningkatkan wawasan kebahasaan, baik bahasa lokal maupun bahasa asing. Semakin
luas pemahaman bahasa maka akan semakin mudah pula kita dalam ber-public
speaking. Apalagi bila disambungkan dengan MEA, maka apabila kemampuan berbahasa
kita baik juga bisa dilirik oleh perusahaan besar, baik dalam negeri maupun
dari negeri tetangga. Posisi kita bisa menjadi juru bicara untuk perusahaan
tersebut. Maka dengan bahasa tersebut kita menjadi komunikator yang baik dan
tidak akan mudah dikalahkan oleh orang lain.
Dari segi kebangsaan dan cinta
tanah air juga harus semakin ditingkatkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa
kehidupan pemuda di Indonesia saat ini sudah semakin ‘kebarat-baratan’, sering
disebut juga terpengaruh oleh budaya westernization. Dalam berpakaian
Indonesia yang termasuk negara dalam ranah budaya timur dengan santun dan
tertutup, kini juga sudah nyata mulai luntur. Banyak pemuda yang mulai
berpakaian sangat ketat dan terbuka. Apabila ditanya mereka menjawab karena hal
tersebut juga dilakukan oleh idola mereka yang menjadi trend setter.
Padahal bila ditilik lebih lanjut, cara berpakaian tersebut sudah menyimpang
dari budaya asli Indonesia. Bahkan bila dilihat lebih dalam lagi, berpakaian
terbuka menunjukkan kemunduran konsep berpikir manusia. Karena manusia yang
awalnya hampir telanjang sudah bisa berpakaian baik dan tertutup, malah
sekarang dibuat hampir telanjang lagi. Dalam masalah ini sikap kritis pemuda
harus dihidupkan lagi. Mereka harus bisa melestarikan dan mempertahankan
kearifan Indonesia. Dengan tidak menggunakan budaya yang bertentangan dengan
karakter bangsa. pemuda perlu aktif dalam kegiatan pelestarian budaya tersebut.
Keterampilan mereka diperlukan dengan membuat budaya bangsa tidak lagi
ditinggalkan oleh pemiliknya sendiri. Paling mudah adalah tanpa malu
menggunakan produk asli Indonesia, serta bisa mengajak yang lain untuk
menggunakannya. Tidak malah bangga dengan produk buatan luar negeri dengan
harga mahal padahal aslinya bahan baku berasal dari Indonesia.
Dalam bidang teknologi
keterampilan juga harus diimbangi dengan realisasinya. Tanpa menutup mata kita
telah menyadari bahwa produk teknologi dan elektronik Indonesia dikuasai negara
asing. Produk tersebut banya yang buatan Jepang, Korea Selatan, Tiongkok,
Amerika, dan negara-negara Eropa. Padahal bila kita memperhatikan dengan
seksama, potensi kemampuan menciptakan teknologi berdaya guna pemuda Indonesia
sangatlah besar. Terbukti dengan banyaknya kontes teknologi dan robot dunia
yang dimenangi oleh anak negeri ini. Namun kebanyakan dari kemenangan tersebut
juga kurang dikembangkan dengan baik. Hal ini juga karena kurang mendapatkan
respon positif dari para pemuda bangsa. Bahkan terkadang mereka bersikap acuh
tak acuh dengan karya anak bangsa. Padahal sikap yang kita lakukan semestinya
adalah dengan semangat gotong royong saling bekerja sama, untuk mewujudkan
teknologi yang telah diciptakan oleh anak negeri dalam skala besar. Karena
sebenarnya produk teknologi tersebut sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat
umumnya. Seperti contoh penemuan kulkas alami tanpa listrik sebagai pendingin
buah bagi petani perkebunan buah-buahan. Produk tersebut sangatlah diperlukan
bagi Indonesia, mengingat negara ini juga banyak memiliki perkebunan
buah-buahan dan banyak juga petani perkebunan.
Kesemua hal tersebut merupakan
hal yang sangat diperlukan di era global ini. Menumbuhkan sikap aktif dan
terampil dikalangan pemuda sudah selayaknya menjadi tugas bersama. Apabila
pemerintah mengobarkan semangat untuk terampil namun pemudanya kurang aktif
menanggapi, maka seperti korek dinyalakan di dalam wadah yang berisikan air. Begitupun
apabila pemuda sangat terampil namun tidak diberikan kesempatan untuk
mengembangkannya, akan seperti bergerak dalam cangkang. Hal serupa juga tidak
berjalan apabila pemuda aktif dengan bicara membara tanpa dibarengi
keterampilan, akan seperti peribahasa ‘tong kosong berbunyi nyaring’. Sehingga
dukungan dari setiap pihak dalam memupuk semangat aktif dan terampil dikalangan
pemuda menjadi kunci utama. Dengan kunci utama tersebut, maka segala tantangan
di era global akan terbuka, sehingga pemuda sebagai anak negeri bisa
menghadapinya dengan mudah.
0 komentar
Terima kasih telah berkomentar dengan bahasa yang sopan, positif, serta membangun